Beberapa waktu lalu, tersebar secara viral kisah salah satu pengemudi ojek online yang terbaring koma di rumah sakit dan tengah ditunggui oleh Sang ayah dengan ekspresi wajah sedih yang mendalam.
Ichtiyarul Jamil (21) nama pengemudi ojek online yang tengah koma tersebut. Jamil, mahasiswa sebuah universitas swasta di Tangerang ini memang mencari penghasilan untuk keluarganya lewat ojek online.
Malangnya, sulung dari dua bersaudara ini justru menjadi korban bentrokan antara pengemudi Angkutan Perkotaan (Angkot) dengan pengemudi ojek daring di Tangerang.
Seminggu, Jamil terbaring tak sadarkan diri di ruang perawatan intensif Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD).
Di sela waktu menunggu mahasiswa sebuah Universitas swasta di Tangerang ini, Ichsan, orangtua Jamil, mencurahkan isi hatinya.
Pria yang nyaris seluruh rambutnya sudah memutih itu tidak pernah menduga, hari itu menjadi hari naas bagi putra sulungnya.
Baca : (Pengemudi Ojek Online Jadi Korban Penganiayaan, Tasnya Dirampas )
“Sepulang bekerja, sekitar jam 19.00 WIB. Belum juga masuk ke rumah, saya melihat banyak pengemudi ojek online ada di sekitar rumah saya. Saya enggak ada firasat aneh, karena biasa, teman-temannya Jamil memang suka datang ke rumah.”
Begitu memasuki rumahnya yang sederhana, ayah dua anak ini menerima kabar yang kurang mengenakan mengenai Jamil. Saat itu,seorang perwakilan pengendara ojek daring mengatakan Jamil menjadi korban kecelakaan.
Kondisinya Jamil dikatakan kritis dan tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Sari Asih, Tangerang.
Melihat kondisi sang istri yang terduduk lemas, ditemani pengendara ojek daring lainnya, Ichsan meluncur ke rumah sakit untuk melihat kondisi putra kesayangannya.
“Jamil sudah menjalani perawatan di UGD, hasil scan memperlihatkan adanya perdarahan otak dan indikasi retak tulang leher. Dokter menyarankan untuk membawa Jamil ke rumah sakit lain untuk ditangani ahli bedah syaraf. Karena bekerja di RSPAD, saya meminta Jamil dibawa ke RSPAD agar saya juga mudah memantaunya,” terang Ichsan yang sudah bekerja di rumah sakit itu sejak tahun 83.
Penulis | : | Edwin |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR