Sejak kecil, Lauren Puryear mengaku selalu diajari untuk peduli pada orang lain. Kebiasaan menolong orang yang kesusahan sudah tertanam dalam dirinya dilansir dari Life Daily.
“Nenek saya selalu mengajarkan untuk membantu dan menyayangi orang lain,” ujarnya.
Baca : (Menyeramkan!Gemar Konsumsi Minuman Berkafein, Wajah Gadis 13 Tahun Ini Melorot )
Ia yakin, sang nenek menginginkannya untuk meneruskan ajaran itu. Maka, sejak tahun lalu ketika usianya menginjak 29 tahun, Lauren bertekad untuk membuat hidupnya lebih berarti.
Ia ingin memberikan makan pada 30 ribu orang yang membutuhkan, sebelum usianya menjadi 30.
Sadar impiannya itu nyaris mustahil diwujudkan, Lauren memanfaatkan program kupon ekstrem. Ia yakin kupon ekstrem bisa membantu keinginannya terwujud.
Program yang diadakan supermarket di Amerika ini membuat pemilik kupon bisa mendapatkan produk-produk yang dijual secara gratis hingga ribuan dolar, hanya dengan menukarkan kupon tersebut.
Ketika bisa mendapatkan 50 saus dan 100 kotak pasta dengan menukarkan kupon, Lauren yakin ia bisa mewujudkan impiannya.
Ia memulai proyeknya dengan membagikan 5.000 makanan ke orang-orang di New Jersey, Whashington, dan Baltimore tahun lalu.
Ia mulai melebarkan wilayah pembagian makanan setelah melihat proyek pertamanya berjalan sukses.
Proyeknya terus berlanjut hingga akhirnya ia berhasil mewujudkan impiannya, memberi makan 30 ribu orang yang membutuhkannya.
Padahal, ulangtahunnya ke-30 baru akan berlangsung September mendatang.
“Saya akan tetap memberi makan pada orang-orang sampai ulangtahun ke-30. Kita lihat saja berapa jumlah yang dicapai saat itu,” ujar ibu satu anak ini. Sejak memulai aksinya ini, Lauren juga mendirikan organisasi bernama For the Love of Others.
Tak hanya itu, ia juga memberikan makanan secara harian pada para pekerja di Amerika yang hidupnya di bawah garis kemiskinan.
Lauren juga menginisiasi gerakan Push Past Poverty, di mana ia mengedukasi orang-orang miskin di sana untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan memanfaatkan komunitas, kupon, dan lainnya.
Tak sedikit yang menyebut Lauren sebagai pahlawan, meski ia merasa dirinya biasa saja.
Penulis | : | Hasuna |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR