Dalam pernikahan, memiliki anak adalah salah satu hal yang paling dinanti.
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Seth J. Gillihan PhD., menemukan bahwa pasangan suami istri yang diminta menuliskan proses kelahiran anak mereka sebagai sebuah kenangan yang membahagiakan.
Meskipun demikian, tak dipungkiri bahwa setelah memiliki anak maka tekanan hidup pun meningkat.
Bahkan, tak sedikit yang mengaku bahwa mereka tak bahagia seperti sebelum menikah, terutama ketika sudah memiliki anak.
Yang biasa dirasakan oleh para orangtua yang tak lagi bahagia seperti sebelum menikah adalah sering merasa khawatir dan frustasi, kurang tidur, kelelahan, kurangnya waktu bersama pasangan dan lebih banyak berdebat, dan masalah finansial.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Richard Ryan dan Edward Deci, ada tiga hal penting yang mempengaruhi psikis kita menjadi cenderung tak bahagia ketika sudah memiliki anak.
Yaitu koneksi kita dengan pasangan, berkembang bersama pasangan, serta kebebasan untuk memilih apa yang kita lakukan.
Untuk lebih jelasnya, yuk baca penjelasan berikut ini.
Koneksi dengan Pasangan
Menjadi orangtua akan memberi kita tanggungjawab yang lebih kompleks daripada sebelumnya.
Setelah memiliki anak, hubungan antara kita dengan anak bisa menggantikan kedekatan kita dengan pasangan.
Seimbangkan hubungan kita sebagai orangtua dengan anak kita, dengan hubungan kita sebagai istri.
Keduanya adalah prioritas, dan jangan abaikan salah satunya.
Berkembang dengan Pasangan
Kita akan lebih bahagia bila kita melakukan apa yang kita sukai, dan bisa mengembangkan kemampuan kita.
Selalu cari cara untuk mengembangkan diri dengan pasangan, bahkan dalam hal-hal kecil.
Misalnya, bagaimana membagi waktu untuk menjaga anak, atau lainnya.
Kebebasan
Poin ketiga ini sering menjadi perdebatan, karena kebebasan bisa membuat hubungan dengan pasangan justru memburuk.
Kebebasan untuk melakukan apa yang kita suka dan mengeluarkan keputusan memang perlu, agar tak ada tekanan.
Namun ingat juga, kebebasan yang kita miliki harus mempertimbangkan hubungan kita dengan pasangan.
Kemudian, agar suasana rumah tangga kita tetap bahagia, kita bisa melakukan beberapa cara berikut.
Perkuat Kemampuan sebagai Orang Tua
Pada penelitian terbaru ditemukan bahwa pasangan suami istri akan memiliki kemampuan terbesarnya saat menjadi orang tua.
Manfaatkan waktu mengasuh anak sebagai sarana untuk memperkuat hubungan kita dengan suami, dan juga hubungan dalam keluarga kita.
Perkuat Hubungan dengan Anak
Dari penelitian yang sama ditemukan bahwa orangtua yang mampu mengenali kemampuan, bakat, dan minat anak akan lebih membuat rumah tangga menjadi lebih bahagia.
Refleksi Diri
Sangat mudah kita mengingat saat-saat yang mengecewakan kita, namun itu tak akan membahagiakan kita.
Lebih baik, refleksikan apa yang sudah dicapai dan bersyukur, lalu teruskan cara terbaik dalam menjaga hubungan dalam keluarga.
Perhatian
Segera hilangkan kebiasaan berpikiran negatif dan sempit. Perlebar perspektif dan lihat segala sesuatu dari sudut pandang positif.
Perbaiki Pola Pikir
Terkadang, pikiran kita justru tak menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Selain itu, jangan lupa bahwa anak adalah prioritas kita.
Buat Perencanaan
Biasakan untuk membuat perencanaan yang terukur, untuk segala tindakan yang harus kita ambil, terutama bila menyangkut kehidupan rumah tangga kita.
Buat perencanaan yang pasti, misalnya pada sederhana seperti kegiatan keluarga sehari-hari, atau kegiatan lain.
Source | : | NOVA |
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR