Menurut WHO, menopause adalah masa berhentinya haid yang permanen akibat dari hilangnya aktivitas folikuler ovarium.
Menopause terjadi setelah 12 bulan berturut-turut dan tak ada penyebab patologi atau fisiologi lain.
“Menopause merupakan suatu tahapan fisiologis yang terjadi pada setiap perempuan,” tutur Dr. Ni Komang Yeni DS, SpOG.
(Baca: Catat! Ini 3 Tahap Menopause, Gejala dan Keluhan yang Sering Dialami Perempuan)
Menurut Dr. Yeni yang menjabat sebagai Wakil Ketua Perkumpulan Menopause Indonesia Cabang Jakarta Raya (PERMI JAYA) ini, masa transisi menuju menopause biasanya terjadi dalam 3 hingga 5 tahun.
Para perempuan diminta untuk tidak khawatir menghadapi masa menopause karena hal itu pasti akan terjadi.
Berbagai persiapan bisa kita lakukan agar proses menopause terjadi secara natural dan tak ada gangguan kesehatan yang menyertai, misalnya dengan berolahraga.
“Olahraga bisa dikombinasikan, jangan yang berjenis kardio semua seperti lari atau bersepeda. Bisa digabung dengan angkat beban,” jelas Dr. Yeni yang juga praktik di BAMED Women’s Clinic ini.
(Baca: Langkah Istri Meraih Kenikmatan Seks Memasuki Masa Menopause)
Meskipun banyak kekhawatiran bahwa olahraga bisa memicu osteoporosis saat kita masuk pada masa menopause, namun Dr. Yeni meyakinkan bahwa olahraga justru akan memelihara kekuatan tulang kita.
Menurutnya, olahraga yang cocok bagi perempuan terutama yang akan masuk dalam masa transisi menjelang menopause adalah kombinasi antara angkat beban dengan kardio.
Menopause sendiri biasanya akan dialami pada usia 45 hingga 55 tahun.
Selain untuk memelihara kesehatan tulang, olahraga juga baik untuk suasana hati kita.
Perempuan dalam masa menopause biasanya rentan mengalami perubahan perasaan yang mendadak. Dengan berolahraga, maka suasana hati bisa lebih dikontrol.
(Baca: Agar Tak Tergoncang, 10 Hal tentang Menopause Ini Wajib Diketahui Sejak Dini)
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR