Beragam mitos tentang detoks beredar. Namun, tak ada bukti ilmiah mengenai efektivitasnya. Sebelum melangkah lebih jauh, ketahui beberapa mitos yang salah mengenai detoks.
Sahabat NOVA pasti sudah tak asing dengan istilah detoks menggunakan jus buah, obat-obatan, maupun memantang makanan tertentu.
Hasilnya, banyak orang yang merasa "berhasil" mengembalikan kesehatan tubuhnya atau menguras racun dari dalam tubuhnya dengan cara-cara tersebut.
Padahal, seperti disampaikan British Dietetic Association (BDA), tak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa cara-cara tadi membawa hasil.
Berikut beberapa mitos mengenai detoks:
Mitos 1
Cairan detoks tertentu bisa mengusir racun
Tak ada satu pun diet yang mampu menghancurkan racun yang masuk ke dalam tubuh secepat organ tubuh yang bertugas mengusir racun, seperti liver, ginjal, dan usus.
Salah satu cara untuk membuang racun adalah diet sehat, olahraga atau aktivitas fisik rutin, dan tidak merokok.
(Baca: Yakin, Jus Sayur Kemasan Lebih Sehat dan Bisa Mendetoks Tubuh? Baca Ini Dulu)
Mitos 2
Minum banyak air
Air (H2O) memang akan membantu kerja liver dan ginjal untuk mengusir racun-racun tubuh yang dikeluarkan melalui air kencing.
Namun, minum terlalu banyak sebagai cara detoksifikasi ternyata berbahaya.
Gejala-gejala "keracunan air" seperti sakit kepala, kelelahan, mual dan disorientasi mental merupakan beberapa di antaranya. "Minum 8-9 gelas air sehari sudah cukup," kata Connie Diekman, R.D.
(Baca: Ini Dia 4 Minuman Detoks Terbaik untuk Pagi Hari)
Mitos 3
Sauna bisa membantu mengeluarkan racun melalui keringat
Memang benar, sejumlah kecil racun akan keluar dari tubuh melalui pori-pori.
Namun yang harus diingat terlalu banyak berkeringat justru akan melumpuhkan sistem detoks alami tubuh sehingga tidak efisien.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR