Menurut Prof. Andrijono, kemoterapi tak efektif untuk pengobatan kanker serviks.
“Pada kanker serviks, kemoterapi hanya untuk pilihan kedua atau alternatif. Terapi utamanya adalah operasi atau radiasi. Operasi pengangkatan bagian atau rahim secara keseluruhan pada stadium juga bisa mengurangi risiko kanker bertambah parah,” paparnya.
Sementara itu, ada tiga jenis operasi yang biasanya dilakukan untuk menangani kanker serviks, seperti yang dijelaskan pada laman Web MD.
Pertama, adalah operasi radical thachelectomy yang cocok dilaksanakan untuk kanker serviks yang terdeteksi pada stadium awal dan untuk perempuan yang berencana memiliki anak.
Prosedur operasi ini bertujuan untuk mengangkat leher rahim, jaringan sekitarnya, dan bagian atas vagina tanpa mengangkat rahim secara keseluruhan.
Kedua adalah operasi pengangkatan rahim atau histerektomi, yang dilakukan terkadang bersama dengan radioterapi agar sel kanker tak kembali lagi.
Sayangnya, komplikasi akan lebih banyak terjadi pada prosedur ini, misalnya perdarahan, infeksi, penggumpalan darah, pembengkakan pada lengan dan kaki karena penumpukan cairan atau limfedema, pencernaan dalam usus terhalang, bahkan hubungan seks yang terasa menyakitkan.
Lalu prosedur ketiga adalah pelvic exenteration atau operasi besar yang dilakukan bila kanker serviks kembali muncul setelah sempat diobati dan sembuh.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR