Keputihan memang hal umum yang terjadi pada wanita. Keputihan selalu menjadi persoalan bagi mereka mulai dari fase awal organ reproduksi mereka berkembang hingga wanita hamil.
Namun tak perlu panik. Dr. Ivander Utama, Sp.OG., menjelaskan keputihan pada ibu hamil disebabkan terjadi lonjakan perubahan hormon sehingga memengaruhi jumlah cairan pada vaginanya.
“Keputihan sangat rentan terjadi pada ibu hamil. Perubahan pada hormon kehamilan akan membuat cairan vagina bertambah. Hal ini juga disertai dengan penurunan daya tahan tubuh serta perubahan pH vagina selama kehamilan,” jelas Ivander.
Calon ibu harus pandai membedakan mana keputihan yang normal karena disebabkan oleh hormon atau keputihan yang merupakan tanda munculnya penyakit serius. Sebab keputihan yang normal tidak memiliki bau dan transparan serta tidak menimbulkan rasa gatal dan nyeri.
“Penyebab keputihan ini sangat bervariasi, mulai dari penyebab non-infeksi seperti alergi, polip, fistula, atau infeksi seperti jamur, bakteri, virus, penyakit kelamin, hingga kanker,” tulisanya.
(Baca: Ini 5 Ciri Keputihan Normal yang Harus Perempuan Tahu)
Pengobatan keputihan pun berbeda-beda tergantung gejalanya. Maka jangan tunda-tunda lagi untuk konsultasikan dengan dokter kandungan. Ingatlah ibu hamil tidak hidup sendiri, ada mahluk hidup kecil di dalam kandungan.
“Oleh karena banyak penyebabnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan sebelum pemberian obat. Tindakan kultur cairan vagina akan sangat membantu dalam memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis infeksi. Kultur akan menurunkan risiko terjadinya kekebalan pada kuman penyebab keputihan dan atau rekurensi keputihan,” jelasnya.
Keputihan pada ibu hamil harus lekas ditangani. Saat hamil kondisi tubuh menjadi sedikit rentan. Patut diketahui keputihan saat hamil bisa menyebabkan persalinan prematur.
“Keputihan yang tidak diobati maksimal akan meningkatkan risiko ketuban pecah dini, persalinan prematur, pertumbuhan bayi terhambat (IUGR), hingga infeksi bayi pasca persalinan,” tutupnya.
KOMENTAR