"Tak usah merasa bersalah karena anda menangis. Sebab tanpa emosi kita hanyalah robot." tulis Elizabeth Gilbert dalam buku 'Eat, Pray, Love.
Wanita tampaknya lebih rentan dengan air mata dari pada pria. Data statik menunjukan bahwa wanita menangis 5.3 kali dalam sebulan. Sedangkan pria bila di rata-rata sekitar 1.3 kali dalam sebulan. Mengapa demikian?
Secara biologis, pria lebih banyak memiliki hormon testosteron yang menghambat air mata. Di sisi lain wanita memiliki lebih banyak prolaktin yang merangsang air mata.
(Baca juga: Sesekali Membiarkan Bayi Menangis Sih, Tak Mengapa)
Jenis Tangisan
Di luar itu semua, anda harus mengenali jenis tangisan yang anda alami. Cairan anti bakteri dan kaya protein terus-menerus disekresikan oleh kelenjar lakrimal yang ada di tepi luar bola mata. Saat kita berkedip, cairan dilepaskan, yang kemudian melumasi seluruh permukaan mata. Ini disebut air mata basal dan fungsinya untuk melumasi dan melindungi mata setiap saat.
Perhatikan bagaimana Anda 'menangis' saat memotong bawang merah? Ini adalah air mata refleks. Air mata refleks melindungi mata dari iritasi seperti angin, asap, dan bahan kimia. Mereka juga membantu menyingkirkan kotoran atau benda asing yang masuk ke mata.
Jenis tangisan lainnya adalah tangisan emosional, di mana air mata di produksi sedemikian banyaknya sehingga melimpah, membanjiri kanal hidung saluran air mata dan kemudian jatuh di pipi kita. Jenis tangisan ini dimasukan ke kategori stress, frustasi, kesedihan, dan emosi lainnya yang memicu air mata.
Hormon
Terlepas dari prolaktin dan testosteron yang memodulasi tangisan anda, hormon neurotransmiter juga ikut berperan di sini.
(Baca juga: Alasan Perempuan Sering Menangis Setelah Berhubungan Seks)
Cinta Membuatmu Menangis
Serotonin mempengaruhi berbagai fungsi fisik dan psikologis. Tandanya, hormon tersebut memiliki peran yang besar dalam keseimbangan mood, fungsi usus termasuk nafsu makan, libido dan menurunkan kepadatan tulang. Itulah sebabnya jika serotonin yang terus menerus meningkat meningkatkan risiko osteoporosis.
Jadi, apa hubungannya dengan tangisan?
Sebuah studi membuktikan jika triptofan, yang merupakan pendahulu Serotonin (5-HT), berkurang pada wanita pada periode pascamelahirkan, yang ditandai oleh ketidakstabilan emosional dan rawan terhadap tangisan tinggi. Bercinta juga disertai dengan tingkat 5-HT yang rendah, sehingga membuat anda lebih mudah menangis. Peneliti mengatakan bahwa tingkat 5-HT bisa meningkatkan ambang batas untuk menangis.
Luapan Stress
ACTH (hormon adrenokortikotropik) dilepaskan dari kelenjar pituitary dan menandakan kelenjar adrenal menghasilkan kortisol atau hormon respon bertahan. Kortisol, seperti kita ketahui, meningkatkan tekanan darah dan gula darah, membuat kita mengalami hiperventilasi, dan memicu perubahan fisiologis lainnya. Tak aneh jika hal tersebut meningkatkan stres dan cara meredakan stres adalah dengan menangis.
Pasti anda merasakan perasaan tenang usai menangis. Hal tersebut karena ACTH yang berlebih dikeluarkan melalui air mata dan mengurangi kortisol, hormon stres.
Menangis dengan Usia yang Berbeda
Semua bayi terlahir dengan air mata basal. Bayi yang baru lahir tidak memiliki air mata saat mereka menangis, cairannya datang kemudian saat mereka sedikit lebih tua. Mereka menangis karena kebutuhan dasar mereka harus dipenuhi, yakni kelaparan, tidur, merasa sakit, jengkel atau hanya tidak nyaman.
(Baca juga: Menangis Boleh, Kok, Sayang (1))
Saat mereka tumbuh dan berkembang, katakanlah sekitar 10 bulan, tangisan mereka berubah menjadi lebih manipulatif untuk mendapat perhatian. Ini disebut air mata 'palsu'. Pandangan lain adalah saluran air mata pada pria lebih besar dari pada wanita, sehingga cairan yang meluap pada wanita lebih cepat dari pada pria.
Seberapa Sering Menangis yang Normal untuk Orang Dewasa?
Sebenarnya tidak ada angka yang paten untuk mengukur seberapa sering menangis yang normal. Jumlah menangis juga tergantung pada pengkondisian seseorang. Pria dikondisikan sejak kecil untuk tidak menangis.
Bayi menangis selama satu sampai tiga jam per hari itu hal yang sangat wajar. Jika mereka menangis lebih dari tiga hari dalam seminggu, mereka mungkin memerlukan perhatian medis. Bisa jadi tanda kondisi kesehatan sedang terganggu.
Menangis itu wajar kok, ladies!
KOMENTAR