NOVA.id - Di Indonesia, angka obesitas akibat gula meningkat dari 16,8% (Riskesdas 2007) naik menjadi 31,4% (Riskesdas 2013).
Selain itu, menurut Data International Diabetes Federation pada tahun 2015, jumlah penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan telah mencapai sebanyak 10 juta.
Salah satu penyebab tingginya angka obesitas dan diabetes di Indonesia adalah kultur rasa, di mana masyarakat Indonesia menyukai rasa manis pada hidangan yang mereka konsumsi.
Baca juga: 7 Cara Deteksi Dini Hindari Anak dari Obesitas
Untuk itu, sebagai upaya pencegahan terus meningkatnya angka obesitas, sebaiknya kita mulai membatasi asupan gula yang masuk ke dalam tubuh.
Satou Laboratories berinovasi dengan produk terbarunya yang bertajuk Sugalife, The Original Wood Sugar.
“Satou Lab berkomitmen untuk memproduksi produk dengan konsep ‘Health & Leisure’ yaitu produk yang sehat, tapi juga dapat dinikmati. Untuk itu, kami bekerja sama dengan Noguchi Medical Reseach Institute di Jepang untuk melakukan riset, guna mengembangkan produk-produk kami,” jelas Budi Wirawan, Direktur Pelaksana PT. Satou Lab saat ditemui di The Akmani Hotel, Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca juga: Ini Manfaat Luar Biasa Apabila Hidup Tanpa Gula, Salah Satunya Bisa Bikin Awet Muda
Wood Sugar merupakan gula alami yang dibuat dari serat hemiselulosa tumbuhan. Pada umumnya diekstrak dari serat kulit kelapa atau tumbuhan lain.
Selain itu, Wood Sugar tidak diserap atau dimetabolisme tubuh (0 Kalori), sehingga baik sekali digunakan sebagai pengganti gula yang mengandung kalori tinggi.
Gula kayu atau Wood Sugar juga dapat menjadi solusi konsumsi pemanis bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Ngeri Banget, Ini 10 Bahaya di Balik Manisnya Gula, si Pembunuh Diam-Diam
Dengan adanya gula kayu, kini masyarakat bisa mendapatkan rasa manis tanpa perlu khawatir dengan berbagai ancaman penyakit yang disebabkan karena berlebihan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula. (*)
Safira Dita/NOVA.id
KOMENTAR