NOVA.id – Terbersit pikiran untuk mengambil pensiun dini di usia muda?
Pensiun dini alias pendi sendiri berlaku bagi kita yang ingin berhenti bekerja sebagai karyawan sebelum usia 55 tahun.
Penyebabnya bisa beragam, karena keinginan sendiri atau terpaksa lantaran kebijakan perusahaan.
Baik karena keinginan pribadi maupun kondisi perusahaan, pensiun dini harus dipersiapkan dengan matang sehingga tak membuat kita menyesal di kemudian hari.
Dilansir dari Kontan.co.id, tidak ada usia yang ideal untuk pensiun dini, sebut Prita H. Ghozie, Perencana Keuangan Zap Finance.
(Baca juga : Tenang, Daging Kambing Tak Bikin Darah Tinggi, Ini Penjelasannya)
Selama anggaran untuk kebutuhan hidup bisa terpenuhi, patokan usia ideal untuk pensiun dini menjadi tidak relevan lagi.
Tapi, berdasarkan pengamatan Prita, rata-rata usia pensiun dini ialah 45 tahun. “Alasan utama sebenarnya karena terpaksa terkait keputusan perusahaan,” kata dia.
Umumnya aturan main tentang dana pensiun menetapkan usia 45 tahun sebagai masa seseorang sebagai karyawan bisa memulai pensiun dini.
Di periode inilah sangat penting menghitung kebutuhan biaya hidup selama masa pensiun, sekaligus aset yang telah dimiliki.
(Baca juga : Lihat Gracia Indri, Ini Komentar Mengejutkan David NOAH, Sudah Lama Tak Ketemu Memangnya?)
Menurut Prita, ada empat pertanyaan yang harus dijawab lebih dulu sebelum memutuskan pensiun dini.
Pertama, apa kegiatan setelah pensiun?
Kedua, berapa jumlah kewajiban yang masih harus dibayar?
Ketiga, berapa jumlah tanggungan yang masih usia sekolah?
Keempat, berapa biaya hidup sampai masa perkiraan hidup?
Beragam pilihan menanti seseorang di masa pensiun. kita bisa menikmati hidup dengan hanya mengelola keuangan, atau berbisnis agar tetap mendapatkan penghasilan.
(Baca juga : Mengenang 20 Tahun Kematian Putri Diana, Inilah 5 Fakta Unik yang Jarang Diketahui Publik)
Tapi, beberapa orang tetap bekerja, baik bekerja sebagai karyawan tetap atau paruh waktu, setelah menerima tawaran pensiun dini dari perusahaan.
Di antara pilihan itu, menurut Prita, pengelolaan keuangan yang sudah ada, lebih tepat dipilih lantaran tidak semua karyawan mampu memiliki usaha.
Bahkan enggak semua orang bisa mengubah perilaku atau mindset dari karyawan menjadi pengusaha.
Tapi, “Jika masih bisa produktif, jadi pengusaha lebih baik,” imbuh dia.
Apa pun pilihannya, semua orang harus mampu mengelola keuangan dengan investasi.
(Baca juga : Aksi Putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Gantikan Najwa Shihab di Mata Najwa yang Bikin Ketawa)
Ada sejumlah tahapan dalam mengelola keuangan sebelum memutuskan pensiun dini, yakni: evaluasi aset dan kewajiban, prioritas pengeluaran berdasarkan situasi rumah tangga, menghitung kebutuhan biaya hidup, serta menentukan alokasi aset investasi.
Yang harus dicamkan, ada satu prinsip yang tak boleh dilanggar begitu memasuki pensiun, yakni melunasi utang.
“Haram ketika pensiun tapi masih punya cicilan. Kalau mau pensiun dini, pastikan tak ada utang,” tegas Pandji Harsanto, perencana keuangan independen.
Ketika mengambil tawaran pendi dari kantor, biasanya ada paket pensiun dini yang diberikan perusahaan, dikenal juga dengan golden shakehand.
Nilainya bervariasi, tergantung lama bekerja, jabatan terakhir, dan kebijakan dari perusahaan.
(Baca juga : Berbahaya, Jangan Gunakan Plastik Hitam untuk Bungkus Daging Kurban, Ini Akibatnya)
Pensiun dini juga memungkinkan seseorang memperoleh manfaat Program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Dengan catatan, manfaat Program JP baru bisa kita rasakan setelah membayar iuran rutin selama 15 tahun bekerja.
Bagaimana, sudah mantap mengambil pensiun dini?(*)
(Marantina/Kontan.co.id)
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR