Sementara 29% orangtua justru merasa mereka adalah tipe orangtua yang ketat terhadap peraturan.
Survei ini juga mencari tahu mengenai cara pengambilan keputusan orangtua terhadap anak-anaknya.
(Baca juga : 5 Alat Make Up yang Sebaiknya Disimpan di Kulkas, Nomor 4 Manjur Hilangkan Kantong Mata)
Hasilnya, empat dari 10 orangtua mengatakan bahwa mereka merasa mendapat tekanan dari orangtua lain dalam mengizinkan anak melakukan hal-hal tertentu, sementara setengah dari jumlah partisipan tetap mendiskusikan bersama pasangannya mengenai hak istimewa anak tersebut.
Di antara sekian banyak hal yang diharapkan dapat dilakukan oleh anak, mengajari mereka mengenai nilai barang, dan cara menghindari kehilangan sesuatu, adalah salah satu hal yang paling sering diajarkan orangtua saat anak semakin besar.
“Sangat menarik mengetahui bahwa kekhawatiran orangtua adalah agar anak mereka tidak kehilangan sesuatu, terutama karena kita tidak mengharapkan anak-anak bertanggung jawab atas harta benda mereka sampai usia sepuluh tahun saat masih berada di sekolah dasar,” kata Andersen.
(Baca juga : Jangan Konsumsi Jenis Makanan Ini dengan Daging Bila Tak Mau Berat Badan Melonjak Naik)
Dari beberapa hal yang diharapkan orangtua dapat dilakukan oleh anak, adalah bisa mengendarai sepeda di usia tujuh tahun, dan bisa mengikat tali sepatu dan menggosok gigi sendiri saat berusia delapan tahun.
Lalu di usia sembilan tahun, anak diharapkan bisa mandi sendiri dan mulai mendapatkan uang saku.
Di usia 10 tahun, anak diajarkan tanggung jawab terhadap barang miliknya, bisa menyiapkan diri sendiri, dan boleh menginap di rumah temannya.
Sementara itu, para orangtua setuju kalau anak baru boleh menggunakan gadget dan memiliki handphone saat mereka berusia 11 atau 12 tahun.
(Artikel ini pernah tayang di laman Nakita.grid.id dengan judul Usia Berapa Anak Boleh Punya Handphone? Ini Pendapat Para Orangtua)
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR