NOVA.id - Tak setenar pulau tetangga seperti Pulau Komodo atau pun Pulau Lombok, keberadaan Pulau Sumba belum banyak diketahui para penikmat eksotisme wisata kepulauan di Indonesia.
Bahkan tak sedikit yang mengira bahwa Pulau Sumba sama dengan Pulau Sumbawa. Jelas berbeda!
Pulau Sumbawa terletak di Nusa Tenggara bagian Barat atau NTB, sedangkan Pulau Sumba terletak di Nusa Tenggara Timur, NTT.
Baca juga: Ngeri, Ini 5 Danau yang Paling Mematikan di Dunia, Nomor 4 Ada di Indonesia
Rumah Adat Topi
Rumah Adat Topi
Saat melewati jalur lintas Sumba, tampak satu pemandangan khas, yakni rumah atap topi.
Nah, untuk melihat rumah adat Sumba yang asli, kita perlu mengunjungi Kampung Adat Praijing, Desa Tebara, Waikabubak, Sumba Barat.
Di kampung tersebut terdapat 38 rumah tradisional yang biasa disebut dengan Uma Bokulu (rumah besar) atau Uma Mbatangu (rumah menara).
Uniknya, biasanya masyarakat menyimpan makanan di atap agar tidak dicuri oleh hewan ternak.
Baca juga: Ayo Mengaku, Pasti 7 Alasan Ini Akan Bikin Kamu Pikir-Pikir lagi Kalau Mau Solo Traveling
Selain itu, masyarakat Sumba juga percaya bahwa arwah para leluhur yang telah tiada, berkumpul di atap rumah untuk melihat keturunannya beraktivitas.
Dekat dengan Leluhur
Wisata Sumba, NTT
Dahulu orang Sumba beragama Marapu, suatu ajaran agama yang memuja arwah para leluhur.
Agar arwah leluhur tetap dekat dengan keluarga, maka mereka pun dimakamkan di suatu kubur batu yang terletak di depan rumah.
Baca juga: Tak Perlu Minder, Ini Tips Cerdas Cara Memimpin Rapat Berkualitas, Dijamin Puas
Kain Tenun Sumba
Kain Tenun Pucat
Kain tenun Sumba bisa ditemui setiap kali mengunjungi desa adat.
Tapi tidak semua kain memiliki bahan produksi yang sama, terutama pewarnaan.
Untuk membedakan kain tenun yang memakai pewarna alami dan sintetis itu dilihat dari warnanya, kalau sintetis warnanya lebih terang dan setelah dicuci warnanya memudar, sedangkan yang alami lebih pucat.
Selain itu kain yang menggunakan pewarna buatan kalau diangkat lebih ringan sementara yang alami lebih berat.
Baca juga: Merawat Kain Tenun
Raksasa Tidur
Wisata Sumba, NTT
Salah satu objek wisata Pulau Sumba yang tak kalah keren adalah bukit raksasa tidur.
Gugusan bukit yang memesona memang menjadi ciri khas Sumba.
Hal itulah yang menyebabkan Sumba dijuluki dengan ‘Negeri Seribu Bukit’.
Hanya berjarak beberapa meter dari Bukit Raksasa Tidur, juga bisa mengunjungi Bukit Wairinding di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai.
Bukit berselimutkan padang rumput ini menjadi destinasi wajib bagi para penjelajah yang datang.
Baca juga: Menapaki Pulau Sebatik yang Indah Nan Eksotis
Air di Antara Pencakar Langit
Wisata Sumba, NTT
Wisata Sumba, NTT
Bukan hanya bukit dan pantai, Sumba juga punya air terjun yang asyik untuk bermain.
Salah satu air terjun yang cukup terkenal bernama Air Terjun Tanggedu. Air terjun ini terletak di Desa Tanggedu, Kecamatan Kanatang, yang berjarak 45 km dari pusat kota Sumba Timur.
Setelah tiba di Desa Tanggedu, kita harus berjalan kaki melewati padang rumput di kaki bukit selama dua jam.
Baca juga: Air Terjun Mas, Menjuntai Bak Air Terjun
Parade Kuda
Parade 1001 Kuda Sumba
Sejak abad ke-18 kuda sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat Sumba.
Adalah sandalwood, kuda sumba yang merupakan hasil perkawinan kuda poni lokal dan kuda Arab.
Asal mula nama 'sandalwood' diambil dari pohon cendana (dalam bahasa Inggris sandalwood) yang dulu banyak tumbuh di Sumba, NTT.
Kuda sandalwood punya bentuk tubuh yang gagah, kaki yang kuat, dan mampu bergerak dengan cepat serta lincah.
Enggak heran, kuda sumba ini menjadi salah satu jenis kuda poni terbaik di Indonesia.
Baca juga: Luar Biasa! Bukan Emas Atau Berlian, Ini Warisan Putri Diana Untuk Anak-anaknya
Setiap bulan Juli, ratusan kuda dan penunggangnya berkumpul di lapangan Prailiu Rihi Eti di Sumba Timur untuk mengikuti parade 1001 Kuda Sandalwood.
Biasanya, para penunggang kuda yang menggunakan pakaian tradisional tersebut akan berkeliling kota menuju Lapangan Swembak. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR