NOVA.id - Menjalani hidup sehat tentu akan membuat kita lebih tenang karena risiko terkena penyakit akan minim.
Namun jika kita menjalani hidup dengan semena-mena tanpa memikirkan kesehatan tubuh tentu dampaknya akan buruk ke depannya.
Salah satu penyakit yang bisa menyerang karena bebas menyantap makanan tak sehat yakni sindrom metabolik.
(Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya)
Dikatakan oleh dr. Hari Hendarto, Ph.D, Sp.PD-KEMD, FINASIM, sindrom metabolik merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekumpulan faktor risiko dalam tubuh yang bisa terjadi bersamaan dan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung, stroke, dan juga diabetes.
Sebuah penelitian menunjukkan jika sindrom metabolik ini memiliki tingkat risiko terserang penyakit jantung sebanyak tiga kali, sedangkan risiko terkena diabetes hampir tujuh kali lipat dibandingkan orang normal.
(Baca juga: Sebelum Meghan Markle, Ini Dia Perempuan yang Pernah Berlabuh di Hati Pangeran Harry)
Ketika seseorang terkena sindrom metabolik, ada beberapa ciri atau kriterianya berdasarkan data dari The National Cholesterol Education Program Third Adirlt Treatment Panel (NCEP-AT-PIII).
Di antaranya peningkatan kadar trigliserida kurang lebih 150 mg/dl, untuk ukuran orang Indonesia lingkar pinggang kurang dari 80 cm pada perempuan dan kurang dari 90 cm bagi laki-laki, terjadi penurunan kadar kolesterol HDL < 40 mg/dl pada laki-laki dan <50 mg/dl untuk perempuan, lalu adanya peningkatan tekanan darah sistolik kurang lebih 130 mmHg, tekanan darah diastolic sekitar 85 mmHg atau sedang memakai obat anti hipertensi, yang terakhir terjadinya glukosa darah puasa lebih kurang 110 mg/dl atau sedang menggunakan obat anti diabetes.
(Baca juga: Salut! Demi Berdayakan Kelompok Disabilitas, Ratnawati Sutedjo Lakukan Hal yang Sangat Membanggakan Bagi Negeri)
Selain itu faktor umum dalam sindrom metabolik ini yakni kegemukan, obesitas sentral atau penumpukan lemak terutama di bagian perut, tekanan darah tinggi, gangguan kolesterol, hingga resistensi insulin.
Kondisi kegemukan pada seseorang kini memang sudah menjadi masalah global karena merupakan komponen risiko yang penting untuk terserang sindrom metabolik.
Karena faktanya paling sering ditemukan pada orang yang kelebihan berat badan serta mereka yang kurang melakukan aktivitas fisik.
(Baca juga: Wah, Ternyata 4 Bahan yang Ada di Dapur Ini Bisa Dijadikan Scrub Tubuh Alami Loh)
Dibuktikan dari sebuah penelitian bahwa rutin mengonsumsi fast food, daging, dan makanan yang digoreng akan meningkatkan risiko sindrom metabolik.
Untuk mengatasinya, kita sangat dianjurkan mengonsumsi ikan, sereal, dan dairy food seperti yogurt yang mampu menurunkan risiko sindrom metabolik tersebut.
Jarang melakukan olahraga atau aktivitas juga bisa mengakibatkan kegemukan dan juga meningkatkan risiko terkena diabetes dan jantung.
Dengan begitu WHO menetapkan aktivitas fisik ini sebagai salah satu strategi untuk menurunkan risiko terkena penyakit-penyakit tersebut.
(Baca juga: Strawberry Yoghurt Tropical Fruit, Menu Sehat Pengganti Cemilan yang Rendah Gula)
Pada usia tua disebutkan akan cenderung meningkatkan terkena sindrom metabolik ini.
Untuk pencegahan dan penanganannya bisa dengan mengatur pola hidup sehat, menjaga asupan nutrisi yang baik dan usahakan untuk mendapatkan berat badan yang ideal, olahraga teratur serta mengobati penyakit yang menyertai seperti hipertensi, kolesterol hingga diabetes.
Jika ditemukan kelainan disarankan untk berkonsultasi dengan dokter agar cepat mendapatkan tindakan. (*)
Penulis | : | Winggi |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR