Proses melahirkan prematur, membuat keempat putrinya harus ditangani secara intensif terutama perihal berat badan yang ringan.
Baca juga: Ibu-ibu Wajib Tahu, Inilah Fakta Tentang Retinopati Prematuritas Agar Tak Terlambat Penanganan
Chorima, bayi kedua langsung dibawa ke Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang untuk mendapatkan fasilitas inkubator.
Sedangkan, ketiga anak lainnya masih harus menunggu rujukan ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Soekarno.
Satu hari pasca melahirkan, Riski harus menerima kenyataan bahwa Chorisa, bayi ketiganya meninggal dunia.
Ia mengaku kala itu pasrah karena dokter pernah mengatakan tidak bisa menjanjikan jika seluruh anaknya bisa bertahan.
Selain itu, berat tubuh salah satu bayinya yang hanya mencapai 9 ons membuat sang bayi menderita kelainan, Rabu (22/11).
Riski mengaku semakin terpuruk, selang dua hari Rumah Sakit Provinsi mengabarkan jika bayi pertama dan keempat tidak bisa bertahan.
Chorina dan Chorida pergi meninggalkan kedua orang tuanya karena kondisi jantungnya kian melemah. Lagi-lagi, Riski harus memupuk keikhlasannya menerima keadaan, Jumat (24/11).
Baca juga: Metode Ini Bisa Membantu Pertumbuhan Bayi Prematur Menjadi Lebih Baik
"Saya yakin dibalik semua ini pasti ada hikmahnya," kata Riski sambil menahan duka
Saat itu, ia mengaku matanya belum sempat terpejam memikirkan ketiga putrinya.
Source | : | tribunnews.com |
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR