NOVA.id - Tiba saatnya kita di penghujung tahun 2017. Artinya, tinggal beberapa minggu lagi kita akan memasuki tahun yang baru, yakni tahun 2018.
Seperti yang kita tahu, tindak kejahatan semakin hari semakin meningkat, tak hanya menghantui para kaum pria, ternyata kini kejahatan bisa menimpa siapa saja, baik itu perempuan dan remaja.
Berikut 4 kasus kejahatan yang terjadi sepanjang tahun 2017. Selain miris, sudah pasti tragedi-tragedi berikut ini membuat publik bersimpatik.
Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya
1. Duel Gladiator Antar-siswa SMA di Bogor Tewaskan Hilarius
Kejadian tewasnya Hilarius 22 bulan lalu karena dipaksa bertarung ala gladiator oleh kakak kelasnya di SMA, ternyata masih sisakan luka mendalam di hati ibunya, Maria Agnes.
Sebab selama itu, para pelaku tak mendapat hukuman apa pun. Sedangkan Hilarius sudah tewas.
Lantaran tak kuatnya memendam luka, Maria akhirnya curhat lewat akun sosial Facebook pribadinya soal kasus yang menimpa anaknya. Dia meminta keadilan.
Baca juga: Terbongkar! Ternyata Begini Kondisi Terakhir Korban Duel Gladiator di Bogor Usai Autopsi
Sejak saat itu, empat tersangka yang terlibat dalam tewasnya Hilarius mulai diproses polisi. Penyelesaian kasus pun makin terang.
Menelisik kasus ini, Iqrak menilai penyebab tewasnya Hilarius lantaran tradisi turun temurun sekolah, yakni diadunya siswa baru dengan siswa sekolah lain dalam arena yang mereka sebut gladiator masih saja berlanjut.
Jika pihak sekolah dengan tegas menghentikan tradisi ini, maka bisa dipastikan tak akan ada lagi korban semacam Hilarius.
Baca juga: Tak Disangka! Ternyata Ini Pesan Terakhir Hilarius, Korban Tewas Duel Gladiator di Bogor
Polisi harus menghukum pelakunya sesuai jerat hukum yang berlaku, agar menjadi pelajaran para siswa untuk tak melakukan hal serupa.
2. Joya Tewas Dibakar Warga Babelan Karena Dituduh Mencuri Amplifier Masjid
Pada Selasa, (1/8) lalu, adalah hari terakhir Siti Zubaidah melihat sang suami.
Sebab, pada sore harinya dia dikabari jika Joya telah tewas dalam keadaan tragis.
Sebelumnya diketahui jika Joya memang melakukan ibadah salat di sebuah musala di daerah Babelan.
Namun, saat Joya selesai salat, penjaga musala mengaku jika amplifier musalanya hilang.
Baca juga: Keasyikan Main Gadget, Mobil Rombongan Ibu-Ibu Ini Terjun Bebas ke Kolam Kangkung
Dia tak menuduh, karena yang dia tahu hanya Joya seorang yang ada di musala sebelum amplifier itu hilang.
Saat dikejar, penjaga musala bertemu dengan Joya di sebuah persimpangan jalan.
Saat hendak ditegur, Joya pun lari meninggalkan sebuah tas. Warga sekitar pun mengejar Joya karena mengiranya maling.
Baca juga: Usai Diperkosa dan Dibakar Hidup-hidup, Gadis 23 Tahun Ini Ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan!
Setelah jauh dikejar, warga yang terlanjur marah pun tak dapat mengendalikan emosi dan langsung membakar Joya di dekat Pasar Muara Bakti, Babelan.
Menanggapi kasus ini, pakar kriminologi dari Universitas Indonesia, Iqrak Sulhin menyebut jika kasus pembakaran Joya tak sepantasnya terjadi.
Karena, setiap pelaku kejahatan seharusnya diadili secara hukum, bukan dihakimi secara brutal.
Baca juga: Tertatih-tatih Hingga Menceburkan Diri ke Sungai, Ini Usaha MA Agar Selamat dan Tidak Dibakar
“Main hakim sendiri yang terjadi di masyarakat memang kerap terjadi. Biasanya hal itu didasari oleh dua hal. Pertama, rendahnya kesadaran masyarakat akan hukum. Kedua adalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga penegak hukum negara. Jadi, mereka akan merasa puas jika menghakimi sendiri tanpa harus dibawa ke polisi.”
3. Kematian Italia Chandra Ditembak Curanmor di Rumahnya
Senin, (12/6) lalu Italia Chandra Kirana Putri harus tewas mengenaskan setelah sebelumnya berjibaku mempertahankan sepeda motornya dari perampok yang menyatroni rumahnya.
Italia tewas setelah seorang perampok itu menembak dada kanannya dengan pistol rakitan.
Hal ini dipicu lantaran Italia mencoba melawan dua perampok ini sambil menimpuk mereka dengan sapu dan berteriak maling guna meminta bantuan.
Baca juga: Beri Pertanda, Ibunda Italia Chandra Sebut Anaknya Minta Dimandikan
Menurut Iqrak, keberanian Italia memang patut dipuji.
Tapi momennya tidak pas. Karena perlengkapan yang dimiliki penjahat saat ini sudah memadai.
Jadi, harus cermat mengambil langkah saat rumah kita sedang disatroni maling.
Untuk pencegahan, Iqrak menyebut jika kita harus pintar membaca situasi.
Baca juga: Minta Selingkuhannya Operasi Plastik Agar Mirip Suaminya, Perbuatan Keji Perempuan Ini Pun Terungkap
“Jika kemalingan di siang hari, kita harus waspada karena pasti si penjahat memiliki perlengkapan memadai. Mengapa? Ya, siang hari bukanlah waktu tepat untuk mencuri, karena masih banyak warga yang tengah beraktivitas. Lantas, kok, mereka berani? Tentu karena sudah memiliki pegangan lengkap. Makanya lebih baik jangan melawan, pintar-pintar ambil posisi supaya bisa meminta pertolongan dengan cara menelepon polisi secara diam-diam. Dengan begitu, nyawa akan aman.”
4. Pencabulan Terhadap 13 Anak di Tangsel
Sejak April lalu, Polres Tangsel telah menahan pelaku M karena aksi pencabulannya terhadap 13 anak di Tangsel.
Cerita pencabulan bermula ketika para anak kecil yang setiap pagi bermain di halaman depan rumah M, diajaknya menonton film horor di rumah.
Namun dengan iming-iming itu, M mulai meraba dan mencabuli para korbannya yang tengah ketakutan.
Baca juga: Prediksi Kasus Kejahatan di Tahun 2018, Kira-Kira Meningkat atau Menurun Ya? Ini Jawabannya!
Perbuatan bejat M terbongkar setelah salah satu korbannya bercerita kepada orang tuanya, bahwa terjadi luka di kelamin si anak.
Lantas setelah ditanya, anak itu pun menceritakan perbuatan bejat yang telah dilakukan M terhadapnya.
Barulah setelah itu, para korban lainnya ikutan bercerita kepada orang tua masing-masing. Dan langsung melaporkan M ke Mapolres Tangsel.
Mencermati kasus ini, Iqrak menyebut jika terjadi kelemahan pengawasan pada orang tua korban terhadap aktivitas anaknya.
“Mungkin komunikasinya juga kurang. Atau bisa jadi, si anak tak mengerti apa-apa jika alat kemaluannya telah dipermainkan tersangka.”
Makanya menurut Iqrak, selain menjaga komunikasi yang baik dengan anak, pengenalan basic sex education kepada anak juga perlu.
Baca juga: Miris! Ibunya Terkena Stroke, Remaja 13 Tahun Ini Justru Dijual Sang Bibi ke Pria Hidung Belang
Bukan untuk mengajarkan cabul, melainkan memberitahu mereka jika dalam tubuh terdapat bagian-bagian yang tak boleh dipegang, disentuh, maupun diraba orang lain.
“Beri tahu saja jika di bagian vital itu, hanya diri sendiri dan orang tua saja yang boleh memegangnya. Orang lain sama sekali tak boleh. Sekalian minta si anak jujur jika ada orang lain yang pernah memeganginya.”
Dengan begitu, pencegahan terbaik sudah dilakukan sehingga menekan risiko anak kita menjadi korban pedofil.
Nah itu dia empat kejahatan paling menghebohkan Indonesia versi NOVA.id.
Semoga ditahun mendatang (2018), kita semakin waspada ya Sahabat NOVA! (*)
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR