Baca juga: Mengidap Hipertensi, Kakak Dea Imut Tutup Usia
Ia menambahkan, pembangunan rumah tersebut merupakan hasil sumbangan dari masyarakat dan berbagai komunitas sosial serta Polres Buton.
“Bahkan tukangnya yang mengerjakan rumah Nenek Julaeha ini juga tidak mau dibayar. Mereka ikhlas untuk mendirikan rumah ini,” tuturnya.
Sebelumnya, Nenek Julaeha hidup sebatang kara. Demi bertahan hidup, ia harus menahan lapar bahkan sampai memakan dedaunan.
Nenek Julaeha berasal dari Desa Sumber Suko, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Baca juga: Fantastis! Nia Ramadhani Patok Harga Jutaan untuk Baju Bekas Anaknya, Ini Buktinya
Ia ikut tetangganya ke Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, ketika tetangga mengikuti program transmigrasi pada tahun 1992.
Seiring dengan waktu, tetangganya kembali ke daerah asalnya dan meninggal. Lalu Nenek Julaeha menjadi seorang diri di Kabupaten Buton. Untuk bertahan, ia berusaha mencari pekerjaan serabutan.
Kini, umurnya sudah semakin tua, dan badannya sudah mulai sakit-sakitan, sehingga ia hanya pasrah dan terbaring di dalam gubuk miliknya yang sudah reyot di Desa Siotapina, Kecamatan Ambuau, Kabupaten Buton. (*)
Defriatno Neke/Kompas.com
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR