NOVA.id- Mendapatkan tubuh yang sehat tergantung dari apa yang kita makan.
Tentunya hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi orang banyak.
Salah satu makanan sehat untuk tubuh yakni sayuran.
(Baca juga: Waspada, Ternyata Diet Kekinian Ini Justru Membahayakan Tubuh! Perhatikan Hal Ini)
Tahukah kita, ada alasan bagus mengapa kita harus selalu menyelipkan sayuran hijau dalam menu makanan.
Ini karena sayuran bisa memberikan nutrisi, serat, dan juga protein.
Disamping itu, ternyata sayuran juga bisa menjaga kesehatan otak, klaim dari sebuah studi baru-baru ini.
(Baca juga: Ini 5 Alasan Mengapa Kita Perlu Memijat Tubuh Sendiri, Nomor 4 Ampuh Hilangkan Stres)
Studi tersebut dipublikasikan di jurnal Neurology yang menemukan jika mengonsumsi satu sampai dua porsi sayuran hijau bisa meningkatkan kemampuan ingatan dan kognitif kita.
Periset mengatakan orang yang makan salad paling banyak, termasuk sayuran bayam, kangkung, dan selada bisa membuat usianya 11 tahun lebih muda.
" Menambahkan sayuran hijau sehari-hari ke makanan Anda mungkin merupakan cara sederhana untuk menumbuhkan kesehatan otak Anda," kata Martha Clare Morris, dari Universitas Rush di Chicago.
(Baca juga: Inilah Fakta tentang Infeksi Jamur Vagina, Perempuan Wajib Memberikan Perhatian Lebih pada Organ Intimnya)
"Proyeksi menunjukkan peningkatan tajam dalam persentase penderita demensia karena kelompok usia tertua terus bertambah jumlahnya, jadi strategi efektif untuk mencegah demensia sangat penting," Morris menambahkan.
Penelitian ini melibatkan 960 orang dengan usia rata-rata 81 tahun yang tidak mengalami demensia.
Lebih dari 10 tahun masa tindak lanjut, tingkat penurunan bagi mereka yang makan sayuran berdaun lebih lambat 0,05 unit standar per tahun darpada tingkat mereka yang makan sayuran hijau sedikit.
(Baca juga: Ternyata Begini Jurus Kece Ala Pemeran Dilan 1990, Bisa Dicontek nih!)
Perbedaan ini setara dengan usia 11 tahun lebih muda.
Hasilnya tetap berlaku setelah memperhitungkan faktor lain yang bisa mempengaruhi kesehatan otak seperti merokok, tekanan darah tinggi, obesitas, tingkat pendidikan, dan jumlah aktivitas fisik dan kognitif, kata peneliti. (*)
KOMENTAR