NOVA.id – Banyak perencanaan yang harus kita atur bersama pasangan, mulai dari menikah, hidup berumahtangga, hingga merencanakan kehamilan.
Menurut dr. Rully Ayu Nirmalasari, SpOG dari BAMED Women’s Clinic, ada 3 tahapan perencanaan kehamilan yang harus dipahami oleh para perempuan.
“Ada tiga tahap perencanaan kehamilan, yaitu tahap pra konsepsi, antenatal, dan postnatal,” jelas dr. Rully.
(Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!)
Pada tahap pertama atau tahap pra konsepsi, para perempuan yang sedang merencanakan kehamilan hendaknya melakukan konseling terlebih dahulu.
“Faktanya, empat dari sepuluh perempuan mengalami unprepared pregnancy atau kehamilannya tidak direncanakan,” jelas dr. Rully.
Kehamilan yang tidak direncanakan bisa berakibat pada pelayanan kesehatan antenatal yang diberikan terlambat pada 40 persen kehamilan.
(Baca juga: Tak Perlu Was-Was Memulai Bisnis Bakery Asal Ada Tepung Premix, Ini Alasannya)
Konseling pra konsepsi, menurut dr. Rully, harus menemukan bibit, bebet, dan bobot dari calon ibu.
“Selain itu harus ada pemahaman bahwa hamil perlu disiapkan, karena hamil memberi risiko pada kehamilan baik bagi ibu maupun janin, bagi kondisi ibu dalam jangka panjang, dan juga anak hingga dia dewasa,” jelasnya.
Selanjutnya adalah tahap kedua, yaitu antenatal.
(Baca juga: Berjuta Kebaikan dalam Segelas Susu Gurih Tanpa Garam yang Wajib Kita Tahu)
Dari data Depkes pada 2012, ditemukan bahwa pendarahan menjadi alasan besar seseorang mengalami gangguan atau masalah kehamilan.
Sebanyak 99 peren kematian maternal terjadi di negara bersumber daya rendah, ketika mayoritas penyebab sebenarnya dapat dicegah.
Dibutuhkan antenatal care atau program terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil.
(Baca juga: Suara Imut Ghea Indrawari Bikin Maia Estianty Gregetan!)
Sementara itu, fetal growth restriction bisa memicu komplikasi pada anak, tak hanya sejak dalam kandungan, namun bahkan hingga nanti dewasa.
Berbagai komplikasi yang bisa terjadi karena FGR seperti kelahiran prematur, keguguran, perkembangan anak tak optimal, obesitas, dan lain sebagainya.
Tahap terakhir yang harus direncanakan dengan baik oleh para perempuan, yaitu postnatal.
(Baca juga: Akun Instagram Ayu Ting Ting Penuh Komentar Negatif, Ivan Gunawan Malah Jadi Sedih)
“Perawatan masa nifas atau post-natal care berfungsi untuk mengawasi perubahan dan kembali ke normal secara menyeluruh, serta mendeteksi dini bila terjadi komplikasi akibat persalinan baik pada fisik maupun mental,” jelas dr. Rully.
Ada beberapa hal yang harus kita lakukan sebagai perawatan pasca persalinan.
Yang pertama, adalah perbaikan mood atau psikologi pasien.
(Baca juga: Agar Masalah Saat Haid Tak Semakin Parah, Sebaiknya Hindari Sederet Makanan Enak Ini)
Selanjutnya, adalah aktivitas seksual, kondisi kesehatan pasca salin seperti berat badan, kulit, perawatan luka, kemih, dan lainnya.
“Selain itu, juga perhatikan kualitas menyusui. Jangan lupa juga untuk mendiskusikan kontrasepsi yang nantinya akan digunakan sejak kehamilan masih besar agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tubuh pasien,” tutup dr. Rully.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR