NOVA.id - Perayaan Tahun Baru Imlek jatuh pada hari ini (16/2). Seluruh masyarakat Tionghoa pun berduyun-duyun menuju tempat peribadatan, klenteng untuk beribadah dan mengucap syukur.
Tahun Baru Imlek pun disambut dengan penuh suka cita oleh mereka dan melakukan beragam aktivitas sepanjang hari sesuai tradisi yang berlaku.
Namun, uniknya, tak banyak orang tahu jika tidak semua daerah di dunia atau bahkan di Indonesia memiliki tradisi Imlek yang sama.
Masyarakat Tionghoa yang lama bermukim di suatu tempat, menyerap budaya setempat dengan tradisi di China, sehingga melahirkan tradisi baru.
Baca juga: Tak Perlu Was-Was Memulai Bisnis Bakery Asal Ada Tepung Premix, Ini Alasannya
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Program Studi China Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Hermina Sutami di Jakarta mengatakan tradisi Imlek yang dilakukan di Indonesia saja diabadikan oleh kaum Peranakan yang menganut Konghucu berupa sajian makanan mengandung santan seperti opor ayam dan lemper.
Salah satu kuliner penutup Imlek khas di Tionghoa Indonesia adalah lontong cap go meh.
Kuliner lontong dipadukan sambal goreng hati juga aneka masakan lain seperti sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal dan kerupuk.
Baca juga: Hati-Hati, 4 Hal Ini Bisa Memicu Infeksi Saluran Kemih, Nomor 1 Sering Kita Lakukan!
Pemerhati budaya China, Agni Malagina menjelaskan bahwa lontong cap go meh merupakan bentuk makanan adaptasi tanda hormat masyarakat Tionghoa di pesisir Laut Jawa terhadap masyarakat setempat.
Masyarakat setempat menyantap ketupat dan opor ayam saat perayaan Lebaran.
Selain itu ada pula hidangan ikan jenis bandeng yang merupakan adaptasi Tionghoa di Jawa, yang diserap dari tradisi Betawi.
Alwi Shahab dalam buku "Saudagar Baghdad dari Betawi" menjelaskan jika dalam tradisi Betawi, ikan bandeng yang menjadi antaran bukanlah ikan yang sudah dimasak, melainkan satu ekor utuh yang masih segar.
Di buku Alwi, dia bahkan bertutur bahwa ukuran bandeng yang dibawa calon menantu ke calon mertuanya bisa menentukan kelanjutan perjodohan.
Kue lapis legit yang banyak beredar saat Imlek ternyata juga bukan tradisi Tionghoa asli.
Kue ini merupakan resep khusus warisan nenek moyang saat bangsa Indonesia dijajah Belanda selama ratusan tahun.
Baca juga: Sempat Tak Terekspos Media, Ini Dia 5 Fakta dari Sosok Istri Daniel Mananta, Nomor 3 Paling Lucu!
Resep lapis legit menggabungkan rempah khas Indonesia.
"Lapis legit, bolu 'bergengsi' dan mahal yang tidak dapat dimakan setiap hari, maka pada kesempatan istimewa seperti Imlek, lapis legit menjadi kue lambang kemewahan," sebut Hermina.
Tak hanya makanan, sebenarnya ada tradisi berpakaian ala Tionghoa peranakan yang dilakukan sebelum Orde Baru.
"Sebelum Orde Baru, pada hari Imlek para ibu-ibu dari keluarga Peranakan memakai kebaya encim dengan kain Pekalongan yang berwarna cerah untuk dipakai saat mengunjungi kerabat," jelas Hermina.
Baca juga: Ayu Ting Ting Foto Menggunakan Kebaya Hitam Ini Bikin Netizen Salfok
Memakai baju Cheongsam merah bukan kebiasaan Tionghoa di Indonesia.
Sedangkan anak-anak dan para gadis, menurut Hermina, memakai rok biasa.
Akan tetapi, budaya tersebut tidak ada lagi semenjak Orde Baru.(*)
Silvita Agmasari / Kompas.com
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR