NOVA.id - Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia mengonsumsi teh dalam beberapa waktu dan kondisi.
Terlebih ketika hawa dingin melanda, minum segelas teh panas atau hangat membuat tubuh tidak menggigil.
Selain itu, beberapa orang juga meyakini bahwwa teh dikonsumsi sebagai minuman kesehatan.
Banyak orang yang juga menyebut teh sebagai minuman pelangsing.
Baca juga: Hebat, Ternyata Buah Ini Bisa Bikin Kita Langsing dan Sehat, loh!
Namun ada pula orang yang mengatakan teh sebagai sumber penyakit.
Teh sebagai salah satu minuman favorit cukup banyak menuai kebingungan.
Ada yang menyebut teh sebagai obat untuk kesehatan, pelangsing, tetapi ada juga yang bilang teh sebagai sumber penyakit tertentu.
Dilansir dari Kompas.com, inilah penjelesan dari para ahli teh, praktisi, dan tea sommelier tentang beberapa mitos seputar teh.
Baca juga: Biasanya Dibuang, Ternyata Bagian Buah dan Sayuran Ini Banyak Khasiatnya loh!
1. Teh tidak bisa larutkan lemak
Tidak sedikit yang beranggapan teh bisa melarutkan lemak, terutama teh hijau yang kerap jadi obat pelangsing kaum hawa.
Menurut seorang praktisi teh, Bambang Larensolo, teh hanya sebagai penghambat penyerapan lemak.
“Fungsinya (teh) hanya menghambat penyerapan lemak. Namun itu juga tergantung banyaknya teh yang diminum dan lemak yang dimakan,” terangnya
Baca juga: Begini Caranya Membakar Lemak dengan Program Diet Apel, Yuk Simak!
Dalam kesempatan yang sama, ahli teh Ratna Soemantri menambahkan bahwa zat dalam teh yang berperan menghampat lemak ialah katekin.
“Katekin itu membantu lemak tidak semua diserap oleh tubuh. Penyerapan lemak dalam tubuh namanya emusifikasi. Nah ketekin dalam teh hanya memecah proses emusifikasi, jadi penyerapan terhambat, tepi tetap ada yang diserap (lemaknya),” jelas Ratna kepada KompasTravel.
Ratna menyarankan untuk tetap melakukan latihan olahraga ringan, agar lemak yang mengendap dalam tubuh terbakar sempurna.
Baca juga: Dengan Samsung Galaxy J Series, Jangan Pernah Bosan Lagi Sambil Menunggu di Mobil
2. Teh dapat menyebabkan batu ginjal
Pada awal tahun 2000 mulai terdengar kabar bahwa minum es teh bisa menyebabkan batu ginjal.
Salah satu zat yang berperan dalam teh ialah oksalat, diduga menyebabkan pengendapan pada ginjal.
“Uniknya di daerah produksi dan konsumsi teh tertinggi yaitu Inggris dan China, sangat jarang ada pasien batu ginjal, apalagi gara-gara teh,” ujar Bambang.
Sedangkan yang ia temui di Indonesia, penderita batu ginjal banyak terdapat di Gunungkidul, Yogyakarta.
Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga
Ternyata karena kandungan kapur yang tinggi dalam airnya.
“Setelah ditanya ke dokter sana, ternyata karena endapan kapur dalam air, jadi tanpa teh juga di sana rawan batu ginjal,” ujarnya.
Dalam sebuah penelitian, kandungan kapur dalam air jika bertemu oksalat pada teh bisa menimbulkan batu ginjal.
Jadi air seduhan teh jelas menentukan.
Baca juga: Wisata Rammang-Rammang, Menikmati Pegunungan Kapur Terpanjang Setelah Tiongkok
3. Teh bisa mengobati diabetes dan kolesterol
Ini yang belum bisa dipastikan.
Belum ada pernyataan jelas dari hasil-hasil penelitian menurut Ratna Soemantri dan Bambang Larensolo.
“Hampir semua jurnal penelitian lokal dan internasional tentang ini sangat beragam hasilnya, saling bantah dan saling evaluasi terkait teh dan diabetes, juga kolesterol,” terang Ratna.
Baca juga: Hati-Hati, Ternyata Sering Menggunakan Obat Kumur Justru Timbulkan Penyakit Diabetes, loh, Kok Bisa?
Namun sebenarnya, diabetes sangat erat dengan konsumsi gula.
Orang Indonesia sangat lazim menggunakan banyak gula dalam konsumsi tehnya.
Sedangkan kolesterol, menurut Bambang, logikanya mirip mitos teh yang bisa melarutkan lemak.
Baca juga: Coba Perhatikan, Sebaiknya Hindari Kebiasaan Buruk Ini Jika Tak Ingin Kadar Kolesterol Naik
4. Kepekatan teh membuat maag kambuh
Banyak yang bilang teh yang pekat akan sensitif terhadap penderita maag.
Ini dibenarkan oleh keduanya.
Terlebih di Indonesia, terutama Jawa, menyeduh teh hingga berwarna pekat dan terasa pahit sudah merupakan hal yang lumrah.
Baca juga: Manfaatkan Buah Nanas Terbengkalai, Ade Patas Sukses Bikin Bisnisnya Menggurita
Padahal yang baik ialah light tea, sepanjang aroma dan warna airnya sudah berubah maka di situlah khasiat zat terbaik dari teh keluar.
“Ada zat-zat dalam teh yang memang bisa membahayakan jika terlalu banyak (dikonsumsi), seperti kafein, sama dengan kopi yang bisa sensitif terhadap maag,” ujar Ratna.(*)
Muhammad Irzal Adiakurnia / Kompas.com
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR