NOVA.id – Saat ini, bekerja dari rumah seringkali menjadi dambaan para ibu yang bekerja.
Selain bisa tetap memiliki usaha, kita juga bisa menyelesaikan urusan rumah tangga.
Minat bekerja di rumah umumnya dilandasi keinginan untuk memiliki waktu lebih fleksibel dan menjalani hidup lebih berkualitas.
(Baca juga: Warnai Rambut Memang Bikin Semakin Percaya Diri, Tapi Ternyata Efeknya Berbahaya, loh!)
Perlu disadari, bekerja di rumah hanya merujuk pada tempat di mana kita bekerja.
Apapun bidang pekerjaan yang kita tekuni menuntut sikap profesional.
Ketika memutuskan untuk bekerja di rumah, kita biasanya hanya membayangkan hal yang mudah dan menyenangkan saja seperti memiliki keleluasan mengatur waktu, terbebas dari kemacetan jalan, bisa lebih dekat dengan dengan anak-anak, bisa multitasking dengan tugas-tugas rumah tangga dan hal-hal menggoda lainnya.
(Baca juga: Yummy! Bila Kita Menghindari 6 Kesalahan Ini, Pasti Sajian Salmon Buatan Sendiri Tak Kalah Lezat dengan Menu Restoran)
Seringkali kita lupa bahwa kemandirian membutuhkan disiplin yang lebih tinggi dan tidak semua orang sanggup melakukannya.
Selain pengalaman menyenangkan bekerja di rumah, banyak juga para ibu yang mengaku tidak sanggup bekerja di rumah dan memutuskan kembali menjadi orang kantoran.
Nah, untuk lebih memantapkan keputusan, 3 hal berikut perlu dipersiapkan.
(Baca juga: Ternyata Berjalan 25 Menit Rutin Setiap Hari Bermanfaat Hindarkan Penyakit Ini, Berikut Penjelasannya)
1. Motivasi Kuat
Kemandirian adalah hal utama yang dibutuhkan bila kita bekerja di rumah.
Segala sesuatunya tergantung inisiatif pribadi.
Bagi yang terbiasa bekerja berdasarkan order, hal ini bisa menyulitkan.
Harus ada motivasi yang kuat dari diri sendiri untuk menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan, mengalahkan rasa malas untuk menunda-nunda, membuat prioritas atau menghadapi berbagai godaan dalam bekerja, termasuk mencari solusi atas permasalahan yang mungkin ditemui dalam bekerja.
(Baca juga: Maia Estianty Tak Suka Fans Fanatik yang Suka Bully Juri Indonesian Idol)
2. Dukungan Keluarga
Lingkungan adalah salah satu pendukung kesuksesan kerja.
Sebelum memutuskan, kita perlu memastikan bahwa lingkungan rumah (pasangan, anak atau keluarga) mendukung keputusan kita.
Ada baiknya dibuat kesepakatan-kesepakatan baru yang sesuai dengan peran baru kita.
(Baca juga: Diduga Selingkuh, Gadis yang Dinikahi Kakek 71 Tahun dengan Mahar Rp 1 Miliar Digugat Cerai)
Artinya, meski secara teori kita full-time di rumah, bukan berarti waktu kita tersita untuk tugas domestik.
Dengan keberadaan di rumah, bisa saja diputuskan untuk meniadakan peran asisten rumah tangga tetap untuk menghemat pengeluaran, dan sebagai gantinya mempekerjakan asisten harian.
Pembagian tugas dengan pasangan juga perlu dibicarakan.
Misalnya setelah kita seharian bersama anak, malam adalah waktu suami bersama anak untuk membacakan dongeng atau menemani anak belajar.
(Baca juga: Temani Suami yang Terbaring di Rumah Sakit, Shandy Aulia Rela Tidur Sempit-sempitan)
3. Manejemen Waktu
Kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh pekerja rumahan adalah merasa bahwa waktu tidak terbatas.
Banyak ‘pencuri waktu’ yang datang tanpa disadari.
(Baca juga: 2 Kali Mangkir Sidang, Sanksi Inilah yang Akan Didapat Syahrini Jika Membolos Lagi)
Misal terlalu lama berkutat di depan televisi, keasyikan bersosial media atau bersosialisasi dengan tetangga, atau bermain-main dengan di kecil.
Meski bekerja di rumah, kita perlu tegas membagi waktu.
Salah satu cara dengan membiasakan bekerja pada waktu yang sama setiap harinya.
(Baca juga: Hanya Anggap Teman Dekat, Tahun Depan Ely Sugigi Akan Menikah dengan Irfan Sbaztian)
Dengan begitu kita memiliki disiplin untuk menyelesaikan target pekerjaan.
Kita harus bisa memilah kapan waktu untuk bekerja, kapan untuk break, kapan untuk bersama dengan anak.
Penggunaan waktu yang tidak efisien seringkali menjadi penyebab kita kerap merasa lelah. Bahkan tak jarang kita merasa lebih lelah bekerja di rumah ketimbang ketika bekerja di kantor.
(Baca juga: Ahok Tulis 3 Buku di Dalam Penjara dan Siap Diterbitkan!)
4. Ruang Kerja Khusus
Sebisa mungkin, ciptakan ruang khusus untuk bekerja.
Bisa sebuah kamar, atau sebuah sudut ruangan yang disepakati sebagai ‘ruang bekerja’. Sehingga anak belajar memahami, bahwa meski ibu sedang di rumah, ketika ia berada di ruangan tersebut, ibu sedang bekerja dan sebisa mungkin tidak mengganggu. (*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR