NOVA.id - Saat ini banyak sekali terapi-terapi kesehatan sebagai pengobatan alternatif dalam menyembuhkan penyakit.
Misalnya saja seperti terapi ikan yang mana kaki kita direndam dalam kolam kecil berisi ikan dan si ikan akan memakan bakteri-bakteri yang ada di kulit kaki kita.
Selain itu ada juga terapi alami seperti akupuntur dan bekam.
Bahkan, bagi sebagian orang tentu mencoba alternatif lainnya yang lebih ekstrim seperti sengatan lebah.
Baca juga: Ayah Mendiang Wulan Maya Sari Ternyata Tak Izinkan Putrinya Menikah dengan Opick!
Namun, kali ini kita justru harus lebih waspada terhadap pengobatan alternatf melalui terapi kesehatan tersebut.
Pasalnya, ada sebuah kejadian yakni seorang perempuan meninggal dunia setelah mengalami reaksi alergi terhadap sengatan lebah, ketika dirinya melakukan akupuntur sengatan lebah.
Dilansir dari TribunStyle.com dari Metro, Kamis (22/3), perempuan 55 tahun asal Spanyol tersebut awalnya mengeluh sakit di otot dan mengalami stres.
Ia lantas melakukan apitheraphy.
Baca juga: Makam Istri Kedua Opick Akan Dihiasi Keramik Merah, Keluarga Ungkap Alasannya
Apitheraphy dikenal sebagai suatu terapi dengan menempatkan lebah hidup pada pasien dan meremas kepala lebah tersebut sampai menyengat.
Pada prosesnya, terapis akan membunuh lebah tersebut.
Pengobatan alternatif ini dianggap efektif oleh sebagian orang, tapi sebuah penelitian mengungkap jika apitherapy justru berbahaya.
Paula Vázquez-Revuelta dan Ricardo Madrigal-Burgaleta, seorang peneliti dari Rumah Sakit Universitas Ramón y Cajal Spanyol mengatakan, risiko menjalani apitheraphy lebih banyak dibandingkan manfaat yang diperoleh.
Baca juga: Ganti Jenis Kelamin dan Berpenampilan Wanita, Dinda Syarif Tetap Akui Kodratnya sebagai Laki-laki!
"Kami menyimpulkan, praktik ini tidak aman dan tidak disarankan," tuturnya.
Wanita yang tidak disebutkan namanya ini dilaporkan telah menjalani perawatan ini selama dua tahun.
Tapi, selama satu sesi ia mengungkapkan telah mengalami mengi, dan kehilangan kesadaran tiba-tiba setelah disengat lebah.
Baca juga: Mengenal Sososk Katsuko Saruhashi Si Wanita Google Doodle Hari Ini, Temuannya Dimulai Saat Melamun!
Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit, di mana ia meninggal karena kegagalan organ multipel.
"Pemaparan berulang terhadap alergen ditemukan membawa risiko lebih besar dari reaksi alergi yang parah dari pada populasi umum," tambahnya.
Penelitian lain yang diterbitkan dalam journal of Investigational Allergology dan Clinical Immunology, mengklaim bahwa orang dapat memiliki reaksi mematikan meskipun telah melakukan prosedur berkali-kali sebelumnya.(*)
Salma Fenty Irlanda / Tribunstyle.com
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Tribun Style |
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR