NOVA.id – Bagi yang bekerja di depan layar komputer hampir sepanjang hari, pasti pernah merasakan beberapa gangguan kesehatan, terutama pada mata.
Tak hanya memicu gangguan kesehatan pada mata, aktivitas tersebut juga bisa membuat kita sulit berkonsentrasi sehingga produktivitas pun menurun.
Nah, untuk menghindari gangguan yang lebih serius, sebaiknya kenali beberapa kondisi yang muncul akibat terlalu lama terpapar layar komputer berikut.
(Baca juga: Duh, Kain Batik Kesayangan Kena Noda? Tenang, Lakukan Cara Ini untuk Membersihkannya)
Mata Lelah (Astenopia)
Yang dimaksud Astenopia adalah kelelahan yang terjadi pada mata.
Astenopia terjadi karena mata berakomodasi secara terus-menerus, terutama lantaran melakukan pekerjaan dekat secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama.
Misalnya, seseorang yang melakukan aktivitas membaca atau menjahit dalam waktu yang cukup lama tanpa diselingi istirahat.
(Baca juga: Awas, Air Minum Dinilai Tercemar Jika Punya 3 Ciri Ini, Yuk Perhatikan dengam Baik!)
Atau, mereka yang terlalu lama berada di depan monitor.
Apabila mata berakomodasi dalam waktu yang cukup lama, otot-otot mata akan mengalami kelelahan.
Adapun gejala-gejala dari astenopia ini antara lain pusing, mata terasa pegal, berat, cepat lelah, berair, panas, pedih dan tidak nyaman pada daerah sekitar mata.
Bisa juga ditandai dengan penglihatan kabur, buram atau tidak fokus, penglihatan menjadi ganda (double) atau penglihatan warna berkurang.
(Baca juga: Punya Kekasih Baru, Angelina Jolie Dikabarkan Mantap Menikah Lagi)
Computer Vision Syndrome (CVS)
Masalah pada mata ini terjadi karena seseorang terlalu lama berada di depan monitor komputer.
Banyak orang yang tak menyadari hal ini karena terlalu asyik bekerja di depan komputer.
Begitu mengalami berbagai gejala, barulah disadari bahwa ini efek dari terlalu lama di di depan monitor.
Adapun beberapa gejala yang terjadi sama seperti astenopia.
Selain itu, ditambah pula dengan gejala rasa nyeri dan pegal pada bahu, leher dan punggung, dan juga disertai dengan sakit kepala.
(Baca juga: Kerang Kecap Bawang, Sajian Gurih, Manis, dan Pedas yang Pas untuk Sarapan Pagi Ini))
Gangguan Refraksi
Kelainan refraksi adalah ketidakmampuan lensa mata untuk membiaskan atau memantulkan cahaya dengan benar, sehingga gambar tampak kabur.
Kelainan refraksi yang dapat terjadi pada usia produktif antara lain rabun jauh (myopia) dan kelainan silindris (astigmatisma).
Lalu, pada saat memasuki usia 40 tahun biasanya terjadi kelainan mata plus (presbiopia).
(Baca juga: Resmi Kenakan Hijab, Beginilah Penampilan Tantri Saat Manggung Bersama Kotak)
Rabun jauh (myopia) terjadi karena mata melihat objek yang dekat secara berlebihan.
Hal ini menyebabkan titik fokus mata untuk melihat jauh menjadi berkurang.
Kelainan presbiopia ini biasanya ditandai dengan kaburnya penglihatan dekat atau pada saat akan melihat dekat, objek harus dijauhkan beberapa sentimeter.
Nah, apabila kelainan refraksi yang terjadi pada usia produktif tidak ditangani dengan benar dapat mengakibatkan mata menjadi cepat lelah dan mengalami gejala-gejala seperti pada masalah astenopia.
(Baca juga: Perjuangan Polisi Bantu 3 Emak-Emak Panjat Pembatas Jalan Tol di Siang Bolong, Wajahnya Sampai Merah Loh!)
Mata kering
Mata kering (dry eye) juga sering terjadi pada usia produktif.
Dry eye yang terjadi pada usia produktif biasanya diakibatkan penguapan yang berlebihan pada air mata.
Faktor lingkungan, seperti bekerja pada ruangan ber-AC, terlalu lama di depan monitor (sehingga lupa berkedip) atau bekerja di lapangan yang berdebu dan berangin dapat menyebabkan keluhan mata kering.
(Baca juga: Ngeri! Seorang Pria di Kediri Nekat Curi Pakaian Dalam Perempuan, Ternyata Begini Alasannya)
Hal tersebut juga mengakibatkan refleks berkedip akan menurun.
Adapun gejala-gejala yang mungkin dirasakan antara lain mata menjadi pedih, berair, terasa panas, dan merah.
Hal ini juga akan membuat pandangan menjadi kabur.
(Baca juga: Sebelum Ganti Nama Panggung, Mey Chan Tetap Konsultasi ke Maia Estianty)
Apabila gangguan-gangguan tersebut dirasa semakin parah dan mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, ya! (*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR