"I went to the Memorial as a tourist and, like so many other tourists there, was amazed at the design of it and wanted to take pictures and video (Saya pergi ke Memorial sebagai turis dan, seperti sebagian banyak turis lain di sana, takjub dengan desainnya dan ingin mengambil gambar dan video)," tulis Syahrini.
Belakangan Syahrini mengaku baru tahu bahwa berpose dan juga pengambilan gambar yang ia lakukan rupanya tidak pantas.
Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga
"I now understand that this was not appropriate .. Also, in the video I posted on Instagram that has caused so much controversy, I did not Mean to Say “BAGUS” (Indonesian for “nice!”) to refer to the Holocaust, But to the impressive design of the Memorial ! (Saya sekarang mengerti bahwa ini tidak sesuai .. Juga, dalam video yang saya posting di Instagram yang telah menyebabkan begitu banyak kontroversi, saya tidak bermaksud mengatakan "BAGUS" (bahasa Indonesia untuk "bagus!") Untuk merujuk pada Holocaust, Tetapi untuk desain Memorial yang mengesankan!)," kata dia.
"Unfortunately, others have not been accurate in reciting what I actually said and meant (Sayangnya, yang lain belum akurat dalam membaca apa yang sebenarnya saya katakan dan maksudkan," imbuhnya.
Syahrini menuliskan bahwa ia tentu saja merasa bahwa apa yang dilakukan oleh Nazi kepada kurang lebih enam juta etnis Yahudi Eropa yang melatarbelakangi pembuatan Holocaust Memorial ini adalah tragedi yang mengerikan.
Baca juga: Berjuta Kebaikan dalam Segelas Susu Gurih Tanpa Garam yang Wajib Kita Tahu
"Of course, the Holocaust was a horrible and terrifying tragedy – and the Memorial serves as a reminder to us all of how important it is to oppose aggressively all forms of hatred. Racism and bigotry and how we must do our best to protect everybody’s human rights and religious freedoms (Tentu saja, Holocaust adalah tragedi yang mengerikan dan mengerikan - dan Peringatan berfungsi sebagai pengingat bagi kita semua betapa pentingnya menentang semua bentuk secara agresif kebencian. Rasisme dan kefanatikan dan bagaimana kita harus melakukan yang terbaik untuk melindungi hak asasi manusia dan kebebasan beragama setiap orang)," katanya.
Syahrini pun mengaku sudah mendapat banyak pelajaran dari kasus ini dan berharap hal ini menjadi pelajaran untuk yang lain.
"If I had focused on that as I should have during my visit, I would have behaved in a different way. I have learned from this experience and I hope others have learned from my experience too! (Jika saya memusatkan perhatian pada hal itu sebagaimana seharusnya selama kunjungan saya, saya akan berperilaku dengan cara yang berbeda. Saya telah belajar dari pengalaman ini dan saya harap orang lain telah belajar dari pengalaman saya juga!)," katanya.
Baca juga: Punya Wajah Cantik dan Awet Muda, Ternyata Ini Rahasia Titi Kamal, Gampang Banget Ditiru Nih
Penyanyi yang kerap tampil glamor ini juga menyayangkan respon masyarakan dan warganet atas unggahannya kemarin.
"Hate, anger and jealousy are very dangerous components in society, history shows this and unfortunately currently still is showing in other parts of the world or even on social media as you have been seeing in some reactions on my post.We should be careful with this subject as it can lead to horrible situations, (Kebencian, kemarahan dan kecemburuan adalah komponen yang sangat berbahaya dalam bermasyarakat, sejarah menunjukkan ini dan sayangnya saat ini masih terlihat di belahan dunia lain atau bahkan di media sosial seperti yang telah Anda lihat dalam beberapa reaksi pada posting saya. Kami harus berhati-hati dengan ini. karena dapat menyebabkan situasi yang mengerikan!)," demikian Syahrini. (*)
Dian Reinis Kumampung/Kompas.com
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR