Setelah para peserta berhenti melakukan aktivitas olahraga tersebut, dalam sekejap kesehatan mental beberapa peserta riset mulai terpengaruh.
"Dalam beberapa kasus, menghentikan olahraga menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam gejala depresi hanya dalam tiga hari," kata Profesor Bernhard Baune, Kepala Departemen Psikiatri di University of Adelaide.
Bernhard Baun juga berkata, penelitian lain menunjukkan adanya peningkatan gejala depresi setelah 1-2 minggu pertama pada orang-orang menghentikan rutinitas olahraganya.
(Baca juga: Fotonya di Holocaust Memorial Dikritik Berbagai Pihak, Akhirnya Syahrini Beri Penjelasan)
Menurut Julis Morgan, saat ini tidak ada banyak penelitian mengenai korelasi antara kurangnya olahraga dan gejala depresi.
"Aktivitas fisik dan olahraga yang cukup penting untuk kesehatan fisik dan mental," paparnya.
Banyak bukti klinis yang menunjukkan, olahraga teratur dapat mengurangi dan mengobati depresi.
(Baca juga: Terpaksa Curi 3 Buah Pepaya, Seorang Nenek Dilaporkan ke Polisi dan Berakhir Seperti Ini)
Namun, menurut Julie Morgan, penelitian tersebut terbatas dan belum sampai pada tahapan untuk menyelidiki hubungan gejala depresi ketika olahraga dihentikan.
Riset ini juga menemukan, para perempuan lebih berisiko terserang depresi ketika rutinitas olahraga dihentikan daripada pria.
Namun, periset juga berpendapat masih perlu penelitian lain untuk lebih menguatkan temuan ini.
(Baca juga: Akhir Pekan Belum Berakhir, Mari Rawat Kulit dengan Membuat Masker Ini!)
Hal ini disebabkan karena sampel peneltian dalam riset ini relatif kecil. (*)
(Ariska Puspita Anggraini/Kompas.com)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR