(Baca juga: Update Kondisi Terbaru Limbad, Keluarga: Sekujur Kulit Tubuhnya Mati Rasa)
Cobalah menghindari benda-benda yang dibuat dari PVC vinil.
Carilah produk yang diberi label phthalate-free.
Mindbodygreen.com menyarankan untuk membuang mainan plastik yang dibuat sebelum 2008 serta mengganti benda-benda, seperti botol atau wadah dengan benda berbahan kaca atau stainless.
Selain itu, pertimbangkan kembali jika mau menggunakan pembungkus plastik makanan dan wadah plastik.
(Baca juga: Jaga Bentuk Tubuh dengan Cara Diet? Begini Jawaban David Beckham Tentang Diet yang Dilakoninya)
8. Gelas styrofoam
Styrene diketahui sebagai karsinogen yang digunakan dalam plastik polystyrene yang bisa dibentuk menjadi busa atau produk plastik solid, seperti gelas, piring, baki, dan kemasan.
Styrene tersebut bisa masuk ke minumanmu jika kamu menggunakan gelas berbahan styrofoam.
Hindari penggunaan styrofoam untuk mengonsumsi makanan dan minuman panas serta cermat membaca label produk sebelum menggunakannya.
(Baca juga: Wah Obesitas Memicu Penyakit Diabetes, Yuk Turunkan Berat Badan dengan 5 Hal Ini!)
9. Perpustakaan
Menurut Library of Congres dan sumber lainnya dari pemerintahan, pasokan medis, perpustakaan, dan artefak di museum bisa jadi disterilisasi menggunakan ethylene oxide yang juga diketahui sebagai karsinogen.
Masalah ini biasa dihadapi mereka yang banyak bekerja dengan bahan kimia.
Kita bisa meminimalisasi dampaknya dengan tidak membawa barang-barang tersebut ke rumah.
(Baca juga: Masih Sering Kacau Jalani Aktivitas Sehari-hari? Begini Resep Rahasia Atur Pola Hidupmu Ala David Beckham)
10. Pembasmi serangga
Banyak orang yang tak menyukai serangga karena itu menggunakan pembasmi serangga untuk membasminya.
Pembasmi serangga banyak mengandung karsinogen glyphosate yang berpotensi menyebabkan kanker.
Cermatlah membaca label produknya sebelum menggunakan dan pertimbangkan untuk menggunakan pembasmi serangga alami yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya. (*)
(Nabilla Tashandra/Kompas.com)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR