NOVA.id - Saat ini beragam produk makanan sudah diproduksi secara instan dan siap dikonsumsi kapan saja.
Sebut saja misalnya seperti daging sosis, mie, nugget, hingga bakso.
Hal ini tentu membuat sang anak akan semakin sering kecanduang mengonsumsi makanan instan.
Terlebih, bagi para ibu yang jarang memasak dan sibuk dengan pekerjaan, otomatis akan lebih sering memberikan makanan tersebut yang serba cepat daripada memasak sayur.
Baca juga: Patut Ditiru! Beginilah Cara Nadia Mulya Terapkan Hidup Sehat dan Melek Teknologi pada Anak
Oleh karena itu, akhirnya semakin jarang seorang anak mengonsumsi sayur dan buah, padahal kita sebagai orang tua menginginkan anak menjadi sehat.
Sehingga tak sedikit akhirnya ketika ada kesempatan, para orang tua mencoba memaksa anaknya untuk mengonsumsi sayur dan buah.
Padahal, semakin kita memaksa anak untuk makan sayur dan buah, makin kecil kemungkinan mereka untuk mau mencobanya.
Dilansir dari Kompas.com, ada cara mudah untuk membuat si kecil dengan suka rela makan sayuran.
Baca juga: Mari Mulai Aktivitas Hari Ini dengan Sajian Telur Panggang yang Spesial Ini
Caranya adalah dengan memberi contoh, menunjukkan betapa enaknya makan sayur atau pun buah.
Menyuruh anak makan sayur adalah tentang meyakinkan mereka.
Tindakan ini juga berarti meminta orang lain melakukan sesuatu, terkadang dengan paksaan.
Berbeda halnya dengan mengajarkan atau memberi contoh.
Baca juga: Meski Sangat Simpel, Tapi Melakukan Senam Pagi Secara Rutin Bisa Bermanfaat Banyak untuk Tubuh loh!
Ini adalah tindakan kolaboratif, memberikan teladan.
Fokusnya ada pada orangtua, sedangkan ketika menyuruh anak makan sayur, tekanannya pada anak.
Orangtua memang berpengaruh besar pada pola makan anak.
Jika ayah ibunya saja tidak pernah terlihat makan sayur, jangan harap anak juga menyukai sumber serat ini.
Baca juga: Tak Hanya Meningkatkan Produksi Vitamin D, Inilah Manfaat Sinar Matahari Selengkapnya
Sebelum mengajarkan anak untuk makan sayur dan buah, orangtua perlu mengetahui beberapa hal ini.
- Pahami bahwa anak menolak mencoba makanan baru karena cemas atau takut.
Mereka mungkin bukan orang yang suka mengambil risiko.
Cobalah melihat dunia dari sudut pandangnya.
Bayangkan jika kita mengonsumsi makanan yang "aneh" dan di luar zona nyaman, misalnya ulat sagu.
Kita pasti ragu-ragu dan takut dengan rasanya.
Demikian juga dengan si kecil saat kita menyodorkannya brokoli.
Baca juga: Ingat, Jangan Terlalu Lama Simpan Makanan Sisa di Kulkas, Ini Jangka Waktu Penyimpanan Idealnya!
- Beri contoh pada anak bagaimana mengeksplor makanan baru.
Jangan hanya mencontohkannya dengan langsung melahapnya.
Misalnya saat mengenalkan buah kiwi.
Tawarkan sepotong pada anak, biarkan ia menjilatnya dulu atau mengedus baunya.
Anak-anak butuh untuk membangun database tentang sebuah makanan sebelum berani mencobanya.
Baca juga: Ternyata 5 Makanan Ini Ditetapkan Menjadi Makanan Nasional, Apa Saja Itu?
- Jika anak mau mencoba, tanyakan perasaannya tentang makanan tersebut.
Apakah menurutnya enak, pahit di lidah, atau mungkin baunya terlalu tajam.
Dengan demikian orangtua bisa menggali sampai di mana kemauan anak jika dicoba jenis makanan lain.(*)
Lusia Kus Anna / Kompas.com
Sumber: Psychology Today
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR