Cara lain, lanjut Vera, adalah meluangkan waktu untuk anak sebelum kita pergi.
(Baca juga: Agar Tak Ngos-ngosan Saat Berlari, Inilah yang Perlu Kita Lakukan Saat Menambah Jarak Tempuh Lari)
Ajak anak melakukan aktivitas bersama, misalnya menggambar dan mewarnai.
Anak akan merasa senang dan kebutuhan akan perhatiannya dari orang tua terpenuhi.
Saat orang tua pamit, anak akan berada dalam kondisi emosi yang lebih positif untuk melepas orang tuanya.
Jika anak tetap menangis, tetap kendalikan kecemasan kita.
(Baca juga: Terungkap! Ternyata Hal Inilah yang Membuat Syahrini Sulit Mendapatkan Jodoh)
Hal tersebut dikarenakan jika kita cemas, anak juga akan ikut merasa cemas.
Dengan tenang, coba peluk dan membelainya sambil berkata "Mama tahu kamu sedih Mama tinggal, tapi Mama harus pergi, nanti Mama pulang lagi, kok."
Biar anak menangis seheboh apa pun, Vera tetap menganjurkan orang tua tetap pamit, tidak meninggalkan anak diam-diam, karena ini akan membuat anak justru tidak memercayai orang tuanya dan memperbesar kecemasannya.
“Pastikan ada sosok pengganti yang dapat menjaga anak dengan baik dan siapkan aktivitas yang menyenangkan bagi anak selama orang tua pergi sehingga anak merasa aman dan nyaman,” sarannya.
(Baca juga: Selalu Tampil Cantik, Ternyata Rahasia Perawatan Kulit dan Makeup Emma Watson Cukup Sederhana, Penasaran?)
Dengan adanya latihan perpisahan ini, lama-lama anak pun memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kepergian orang tuanya.
Dia akan terbiasa dengan pola bahwa meski pergi, orang tuanya akan kembali pulang lagi.
Nah, sekarang ta perlu ngumpet-ngumpet lagi, deh, bila ingin pergi!(*)
(Faras Handayani)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR