“Satu foto saja cukup untuk mengubah wajah tersenyum saya menjadi cemberut,” tambahnya.
Trik untuk menyelamatkan diri dari kejamnya dunia media sosial adalah dengan menemukan cara mengatasinya.
Cobalah untuk unfollow akun yang membuat kita merasa cemas.
Lalu, ikuti Instagram yang membuat kita tertawa.
(Baca juga: Benarkah Pil Kontrasepsi Timbulkan Efek Samping Meningkatkan Depresi?)
Atau, hindari membuka Instagram saat suasana hati sedang buruk.
“Bukan berarti harus melarikan diri dari Instagram, tapi cukup dengan lebih selektif memilih akun yang akan terlihat di linimasa kita. Saya biasanya berhenti mengikuti akun yang membuat diri sendiri merasa buruk,” saran Jenny.
“Jika ingin, saya bisa follow lagi. Namun, saya rasa, hidup akan lebih mudah jika tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan unggahan orang lain. Lebih bagus juga untuk kesehatan mental,” paparnya.
Cal Strode, juru bicara Mental Health Foudation, mengatakan; “Terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain bisa meningkatkan kecemasan. Sebelumnya, kita hanya bisa melihat kehidupan beberapa orang. Namun, dengan adanya Instagram, kita bisa mengetahui hidup ratusan pengguna.”
(Baca juga: Kisah Cinta Rahasia Perawat Militer Amerika dengan Tahanan Perang Nazi)
“Yang kita tahu, penerimaan diri sangat krusial bagi kesejahteraan mental. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain hanya membuat kita merasa ‘tidak cukup’,” tambah Cal.
Tahun lalu, Instagram ditetapkan sebagai media sosial paling buruk bagi kesehatan mental. Menurut laporan dari The Royal Society for Public Health, aplikasi berbasis foto ini bisa menyerang persepsi tubuh ideal, mengganggu tidur, dan menimbulkan fear of missing out (FOMO).
KOMENTAR