2. Jadwalkan
Jadwalkan waktu yang tepat untuk berbicara dengan anak tentang perceraian.
Usahakan jangan menjelaskan ini sebelum berangkat sekolah, saat di mobil, bahkan sebelum tidur.
Berikan waktu paling tidak satu jam agar anak bisa memiliki waktu untuk bertanya-tanya.
3. Pastikan memang akan bercerai
Bila kita dan suami masih ingin membenahi rumah tangga, maka jangan ceritakan perceraian itu pada anak.
Hal ini hanya akan menakuti mereka.
4. Bayangan bila menjadi anak kita
Bayangkanlah bila kita menjadi seorang anak dan memiliki orang tua yang akan bercerai.
Dengan membayangkan, kita bisa mengerti perasaan anak kita.
Yakinkan pada anak bahwa kita akan selalu ada untuknya.
5. Bersiaplah untuk menjawab pertanyaan setiap waktu
Setelah menjelaskan tentang perceraian itu, anak biasanya masih membutuhkan waktu lebih untuk mencerna apa yang terjadi.
Bersiap-siaplah untuk menjawab pertanyaannya kapanpun.
6. Tetap jalani rutinitas
Tetaplah jalankan rutinitas seperti biasanya.
Antarlah anak ke sekolah dan biarkan ia bermain bersama teman-temannya seperti biasa.
7. Menceritakan pada orang lain yang kita butuhkan
Kita juga bisa menceritakan tentang perceraian kita pada guru anak kita, babysitter, atau orang tua teman anak kita.
Hal ini agar mereka bisa mengawasi bila ada hal-hal atau sikap anak yang tidak biasa.
8. Bersikap jujur
Tidak apa membiarkan anak mengetahui bahwa kita merasa sedih dengan perceraian.
Namun, jangan biarkan ia malah berusaha menyenangkan kita.
Sebaliknya, kitalah yang perlu membuatnya tidak sedih.
Selain itu, jangan pernah membicarakan keburukan suami pada anak. (*)
KOMENTAR