Tak ada satupun tanggapan dari website berita Korea Utara yang berbahasa Inggris mengenai eksekusi Hyon Song-wol tersebut.
Hal ini normal bila Korea Utara tetap diam soal kekerasan hak asasi manusia yang terjadi di negaranya.
Kelompok yang diikuti Hyon rupanya memiliki alkitab Kristen.
Akibatnya, mereka diperlakukan sebagai pembangkak politik.
Toshimitsu Shigemura, seorang profesor di Universitas Waseda Tokyo dan otoritas urusan Korea Utara, mengatakan kepada The Daily Telegraph.
(Baca juga: Unik, Inilah Koleksi Barang Antik Favorit Ahmad Dhani di Kediamannya)
"Jika orang-orang ini hanya membuat video porno, maka tidak dapat dipercaya bahwa hukuman mereka adalah eksekusi. Jika orang-orang ini hanya membuat video porno, maka tidak dapat dipercaya bahwa hukuman mereka adalah eksekusi. Ada alasan politis dibalik ini. Atau, karena istri Kim pernah menjadi anggota kelompok yang sama, ada kemungkinan hukuman mati ini lebih banyak berhubungan dengan istri Kim."
Dilaporkan pula bahwa keluarga mereka juga dipenjara di camp kerja paksa. (*)
Source | : | Telegraph.co.uk,Heavy.com,Chosun.com |
Penulis | : | Juwita Imaningtyas |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR