"Untuk jaringan, tergantung cuaca. Kalau hujan ada petir, hilang sinyal, kami naik-naik pohon buat cari sinyal," ungkapnya.
Jalan dari kabupaten ke distrik Ninati bukanlah aspal, namun tanah liat yang kerap menjadi lumpur saat hujan dan tidak bisa dilewati kendaraan.
Tak hanya itu, di sana juga masih ada keterbatasan air dan listrik.
Dokter Amalia menuturkan, "Kadang solar susah dicari, sebulan hanya sekali (nyala), bsia juga sebulan itu satu atau dua minggu nyala terus ada dana dari kampung (untuk membeli solar)."
"Ternyata harus hujan dulu deh baru bak mandi terisi. Untuk keperluan mandi dan mencuci, kami biasa ke sungai. Untuk konsumsi kami ambil dari mata air di dekat rumah-rumah warga," pungkas Amalia.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Juwita Imaningtyas |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR