Baca juga: Sering Keluar Darah dari Hidung dan Mulut, Ternyata Bocah SD Ini Alami Penyakit Mematikan
Sebagai pembeda, prajurit Kapita akan mengenakan setelan baju hitam agar menjadi penanda prajurit pengawalan bagi pengarak bendera.
Momen puncak perjalanan panji-panji Tidore ini adalah saat perayaan hari jadi di Lapangan Keraton Kesultanan Tidore.
Secara simbolis, acara itu mempertegas identitas bangsa sebagai negara maritim.
Paji Nyili-nyili akan dibawa oleh pasukan, lalu diantar ke masing-masing batas kampung dan diterima oleh kelompok pemuda.
Selama proses pergantian, para pengarak paji selalu diiringi dengan tabuhan rebana dan lantunan salawat nabi sebagai ungkapan rasa syukur atas usainya perjuangan leluhur mereka.
Para pembawa panji akan berjalan kaki dan hanya diterangi obor selama perjalanan.
Lampu-lampu pemukiman yang akan dilintasi Paji Nyili-nyili hampir seluruhnya dipadamkan.
Digantikan sementara oleh obor kecil sederhana yang dipasang di depan rumah-rumah warga.
Cahaya obor berbahan bakar minyak tanah membuat suasana temaram, seakan mengajak warga bernostalgia merasakan bagaimana Sultan Nuku memimpin pasukannya menembus pekatnya malam di Bumi Rempah, Tidore.
Namun, seakan kontras dengan pulau seberang—Ternate—yang gemerlap dan dimanjakan lampu-lampu di kaki Gunung Gamalama.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR