NOVA.id - Bagi sebagian wilayah, perayaan dalam memperingati hari jadi wilayah tersebut dilakukan dengan upacara resmi ataupun adat dan karnaval yang memikat perhatian masyarakat sekitar.
Namun, lain cerita dengan perayaan Hari Jadi Tidore, ada banyak "bumbu" menarik nan khas yang ditampilkan di depan masyarakat luas maupun wisatawan.
Tak hanya dengan membawa bendera sambil memegang obor lalu berjalan di tengah malam, namun ada juga sebuah permainan tradisional yang turut dihadirkan usai tradisi adat yang dikenal dengan nama Paji Nyili-Nyili.
Warga yang menyambut setiap pergantian pemuda yang mengarak bendera kebesaran Tidore tak kalah antusias.
Sebab, mereka tak akan sekadar menonton.
Baca juga: Manis dan Feminim, Ini Sederet Gaya Busana Liburan ala Shandy Aulia yang Bisa Ditiru
Alih-alih memeriahkan perjalanan menuju kesultanan, warga justru menggelar permainan tradisional bambu gila atau penduduk lokal menyebutnya baramasuen.
Dalam permainan bambu gila itu, sekelompok pemuda bergerak tak tentu arah kesana kemari saat memainkannya.
Sambil memegangi sebatang bambu, mereka berteriak sambil berusaha menahan gerak bambu yang seolah hidup.
Liar, brutal, bergerak bak kesetanan, bilah bambu ini dibuat gila oleh ketua kampung.
Sebelumnya, dimanterai jampi-jampi oleh ketua kampung sambil diasapi kemenyan.
Baca juga: Dengan Teknologi, Kini Ilmuwan Bisa Ciptakan Kornea Mata Baru untuk Manusia Paji Nyili-Nyili, Tradisi Jalan Malam Bersama Obor di Tidore
Bambu yang panjangnya kira-kira 4 sampai 5 meter itu tadinya hanya sebatang bambu biasa, kemudian seolah-olah menjelma menjadi kuda liar yang perlu dijinakkan oleh penunggangnya.
Tentu saja permainan ini terlihat seperti perpaduan khas dengan Paji Nyili-nyili.
Sementara para pengarak larut dalam harunya saat membawa panji kebesaran Tidore, warga membuat riuh suasana dengan atraksi berupa permainan peninggalan leluhur.(*)
(Djuli Pamungkas)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR