NOVA.id - Pada hari Senin 29 Januari 1979 seorang perempuan berusia 17 tahun menembakkan 30 butir amunisi ke sekolah di depan rumahnya.
Perempuan itu bernama Brenda Ann Spencer.
Kejadian bermula saat anak-anak SD di seberang rumahnya sedang berbaris di luar Grover Cleveland Elementary School.
(Baca juga: Trauma Masa Kecil Pengaruhi Hubungan dengan Pasangan, Ini Tandanya!)
Mereka menunggu kepala sekolah membuka gerbang sehingga mereka bisa masuk ke dalam.
Di seberang jalan, Brenda Ann Spencer mengawasi mereka dari rumahnya.
Ketika anak-anak berbaris di luar gerbang, Spencer mengeluarkan senapan kaliber 22 yang semi-otomatis Rugen 10/22 yang dia dapatkan sebagai hadiah Natal.
(Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Putri Marino Perlihatkan Perut Buncitnya)
Kemudian, dia mengarahkannya keluar jendela dan mulai menembak anak-anak tersebut.
Kepala sekolah, Burton Wragg terbunuh ketika dia mencoba membantu anak-anak melewati gerbang.
Seorang kustodian, Mike Suchar tewas berusaha menarik seorang siswa ke tempat yang aman.
(Baca juga: Jangan Panik! Ini Cara Tangani Gigitan Serangga yang Melukai Kulit)
Untungnya tak ada anak-anak yang tewas meski 7 di antara mereka terluka.
Selain itu ada juga seorang perwira polisi yang terluka.
Meski telah membunuh dua orang, dan melukai sembilan orang sebelum pistol itu kosong, Spencer terus menembakkan 30 peluru ke kerumunan anak-anak yang panik.
Tak lama berselang, polisi pun datang ke tempat kejadian.
(Baca juga: Salut! Begini Cara Suami Nia Ramadhani Ajarkan Anak agar Rendah Hati)
Polisi langsung menangkap Spencer di rumahnya.
Saat tertangkap, polisi menemukan botol bir dan wiski kosong yang tersebar di dekat Spencer.
Namun Spencer bersikeras jika dirinya tidak mabuk.
Meskipun dia baru berusia 17 tahun saat itu, Brenda Ann Spencer diadili sebagai orang dewasa karena beratnya kejahatannya.
(Baca juga: Jadi Selebgram Tertua di Dunia, Begini Gaya Nyentrik Nenek 89 Tahun)
Dia didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan dan penyerangan dengan senjata mematikan dan dijatuhi hukuman 25 tahun.
Anehnya saat ditanya apa motif penembakan yang ia lakukan, ia menjawab karena ia membenci hari Senin dan ia melakukan penambakan tersebut sebagai pelampiasan rasa bencinya. (*)
Source | : | Allthatsinteresting.com |
Penulis | : | Nuzulia Rega |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR