Baca juga: Tak Hanya untuk Penampilan, Ternyata Aksesoris yang Dipakai Ratu Elizabeth Menyimpan Pesan Rahasia
Hal tersebut bisa membuat ukuran bayi lebih kecil daripada ukuran bayi pada umumnya.
Bahayanya ketika dia sudah dewasa, dia akan lebih mudah terpapar penyakit paru-paru, seperti asma.
“Jika ibunya perokok tidak terlalu aktif, bisa aja bayinya lahir normal, tapi paparan asap rokok itu racunnya kan banyak, bahaya, apalagi anak-anak usianya masih muda jadi
lebih rentan,” ujar Ade.
Tambahan lagi, anak yang terlahir dari ibu perokok maka otomatis akan menjadi seorang perokok pasif.
Dampak lainnya, sang anak pun dapat menjadi perokok aktif karena melihat ibunya.
Baca juga: Viral karena Dicium Perempuan Saat Meliput, Pria Korea Ini Jadi Perdebatan, Kok Bisa?
Hal tersebut selaras dengan data WHO tahun 2015, lebih dari sepertiga anak lakil-aki usia 13-15 tahun di Indonesia saat ini mengonsumsi produk tembakau.
Lebih dari 3,9 juta anak—antara usia 10-14 tahun menjadi perokok setiap tahunnya.
Setidaknya 239.000 anak di bawah umur 10 tahun sudah mulai merokok.
Celakanya lagi, lebih dari 40 juta anak di bawah 5 tahun menjadi perokok pasif.(*)
(Aghnia Hilya N)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR