NOVA.id - Setiap menyebut Laweyan, Solo, benak orang pasti tertuju pada batik.
Ternyata Laweyan bukan hanya batik saja, melainkan juga menyimpan jejak sejarah terutama lewat arsitektur bangunannya.
Menjelajah Kampung Laweyan serasa memasuki lorong waktu.
Arsitektur bangunan membawa kita ke masa kejayaan Laweyan, khususnya sebagai penghasil kain batik.
Selain showroom batik, banyak pula bangunan hunian bergaya Indisch, Timur Tengah, dan Jawa.
Baca juga: Polisi Dicopot dari Jabatannya setelah Pukul Ibu-Ibu yang Mencuri
Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, Alpha Febela Priyatmono menuturkan, kampung batik Laweyan merupakan kampung fenomenal.
Berdasarkan sejarahnya, Laweyan terbagi dalam empat bagian.
Bagian pertama Laweyan adalah masa keraton Pajang.
“Laweyan di masa itu merupakan tanah perdikan yang menjadi sentra ekonomi sandang terutama tenun dan produksi benang lawe. Kenapa benang lawe? Karena memang pada saat itu di sekitar Laweyan banyak tumbuh tanaman kapas dengan kualitas bagus, “ jelas Alpha.
Pada zaman ini, Laweyan menjadi pusat denyut nadi perekonomian Kerajaan Pajang.
Di sebelah selatan Laweyan mengalir Sungai Jenes yang menghubungkan ke Bengawan Solo dan menjadi jalur transportasi sebelum menuju Laut Jawa.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR