NOVA.id - Sebagian anak sangat menunjukkan powernya di rumah, tetapi begitu berhadapan dengan orang lain, malah menciut.
Sikap seperti itu seringkali mengkhawatirkan orang tua.
Sikap seperti ini seringkali disebut oleh orang adalah jago kandang.
Jago kandang adalah sebutan untuk anak yang nampak aktif di rumah, tetapi berubah menjadi pasif saat di luar rumah, seperti misalnya, di sekolah.
Biasanya anak jago kandang memiliki rasa ingin tahu yang besar dengan banyak bertanya dan energik saat di rumah, tetapi di sekolah ia menjadi anak yang pendiam dan menyendiri.
Baca juga: Ups! Lagi, Meghan Markle Ketahuan Sedang Bersilang Kaki, Tidak Sopan??
Menurut Dra. Darjanti Kalpita R., Psikolog dan pemilik Pusat Pelayanan Psikologi performaGaMa menjelaskan jika biasanya penyebab utama anak memiliki persepsi yang keliru tentang lingkungan sosial di luar rumah.
Anak merasa dirinya tidak aman atau merasa terancam saat berada di luar rumah.
“Lebih banyak faktor eksternal yang jadi penyebabnya. Seperti pola asuh, misalnya. Khususnya gaya komunikasi orang tua dan keluarga, stimulasi atau rangsangan terhadap rasa percaya diri dan ketrampilan sosial,” terang Yanti.
Sedangkan penyebab faktor internal biasanya lebih kepada gangguan fisiologis seperti gangguan pendengaran sehingga anak memiliki keterbatasan untuk berbicara dan memilih diam saat berada di luar rumah.
Oleh karenanya, Yanti memberikan 10 hal atau jalan keluar yang harus dilakukan pada anak yang jago kandang:
Baca juga: Unggah Foto Jadul, Wajah Shireen Sungkar Mirip Hawa Putrinya?
1. Sejak dini, kenalkan anak pada interaksi sosial.
Misalnya, mengajak dalam acara arisan keluarga, halal bihalal dan lain-lain.
2. Bimbing anak dengan contoh cara bersosialisasi.
Misalnya, bagaimana menyapa, bagaimana ekspresi wajah yang sesuai.
3. Bimbing anak untuk dapat mengatasi masalah sederhana dalam pergaulan.
Misalnya, bagaimana cara menghadapi saat ada teman yang jahil, bagaimana menghadapi
teman yang mem-bully.
4. Beri stimulasi atau rangsangan pada anak untuk menumbuhkan rasa percaya
dirinya dengan memberikan apresiasi atau penghargaan atas usaha atau keberhasilannya
dalam hal apapun.
Baca juga: Andre Taulany Kejutkan Istri dengan Semangkuk Bakso Palsu, Kok Bisa?
Misalnya, dengan pujian dan pelukan yang menunjukkan orang tua bangga melihat keberhasilannya.
5. Ciptakan komunikasi dua arah dengan anak dengan memberikan kesempatan anak untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya.
6. Hindari label negatif “anak jago kandang”, “penakut”, “cemen” atau lainnya untuk memberikan julukan pada anak yang akan semakin membuatnya tidak percaya diri.
7. Hindari pola asuh otoriter atau over protektif pada anak yang akan membatasi kreativitas berpikir dan belajar dari lingkungan.
8. Orang tua perlu menguasai keterampilan untuk memilih kosa kata positif sehingga dapat berkomunikasi efektif pada anak.
9. Bila anak memang nampak tidak nyaman, canggung atau bahkan panik saat berada di luar rumah, cobalah untuk mengidentifikasi apa penyebabnya.
Baca juga: Mulai Larang Pakai Sedotan Plastik, Ini Alasan Beberapa Perusahaan
Orang tua bisa menanyakan apa yang dirasakannya, apa yang dicemaskan atau ditakuti.
Bimbing anak untuk mengatasinya secara bertahap.
10. Konsultasikan pada Psikolog Klinis bila anak sama sekali tidak mau berinteraksi sosial,
tidak mau bicara dengan orang di luar rumah, karena mungkin saja ada gangguan yang perlu dilakukan intervensi psikologis.(*)
(Noverita K. Waldan)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR