“Di tempat saya setiap hari,” ucap Puspa.
Puspa memulai usahanya beberapa bulan lalu.
Dia mengolah satu ekor ayam yang dibagi 8 porsi.
Meski seharga Rp25.000, tapi peminat makanan ini santai saja merogoh saku untuk mendapat seporsi sungkui.
Selama ini sungkui biasanya hanya disajikan di hari-hari besar.
Semisal hari raya Idul Fitri, Idul Adha, di tempat resepsi perkawinan, atau khitanan.
Kini, Puspa mengajak siapa saja untuk menikmati sungkui kapan pun dia mau.
“Tidak perlu menunggu lebaran,” candanya.
Penikmat sungkui di Kantin Pacuna berasal dari berbagai kalangan.
Mulai dari kalangan biasa sampai pejabat daerah.
“Bupati Sanggau beserta rombongan, dan camat beserta rombongan sudah ke sini. Foto
mereka saya pajang,” katanya bangga.
Wajar Puspa bangga karena suksesnya, benar-benar hasil kerja sendiri.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR