NOVA.id - Setiap perempuan pasti ingin tampil cetar dalam setiap kesempatan.
Tas, baju, makeup, hingga alas kaki, semua harus bisa menunjang penampilan yang lebih keren.
Demi mengikuti tren fesyen, sering kali kita melupakan efek yang mungkin ditimbulkan oleh model sebuah alas kaki, seperti menggunakan high heels, misalnya.
Model sepatu seperti ini memang dapat membuat kaki terlihat lebih jenjang, tampilan pun menjadi anggun, elegan, feminin, dan seksi.
Namun intensitas pemakaian high heels yang tinggi ternyata dapat menimbulkan masalah pada kaki, lho.
(Baca juga: Ingin Punya Bisnis Sukses Seperti Ruben dan Sarwendah? Begini Tipsnya!)
Pemakaian high heels dalam jangka waktu yang lama tidak hanya menimbulkan rasa nyeri, namun juga dapat menyebabkan perubahan bentuk pada area kaki.
“Ketika sering menggunakan sepatu hak tinggi, kita akan menemukan masalah pada kaki. Seperti syaraf kejepit atau nyeri otot,” ujar dr. Widyastuti Srie Utami, Sp. OT., dari Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Salah satu akibat dari penggunaan sepatu hak tinggi terlalu sering dan dalam jangka waktu lama adalah bunion.
Bunion merupakan kelainan bentuk dari jempol kaki.
Kelainan ini terjadi ketika bonggol kaki berkembang di bawah jempol kaki yang menyebabkan jempol kaki menjadi terdorong ke depan dan ke samping menuju jari kaki lainnya.
(Baca juga: Jangan Salah, Inilah Perbedaan dari 5 Jenis Susu yang Beredar)
Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri yang hebat.
Hal ini dikarenakan bunion terletak pada sendi kaki dan ketika sedang berjalan, secara alami kita akan menumpukan beban pada sendi kaki, sehingga rasa nyeri pun akan semakin terasa.
Bunion disebabkan oleh kondisi medis atau keturunan.
Namun, bukan berarti yang tidak memiliki riwayat bunion pada keluarganya tidak bisa terkena bunion.
(Baca juga: Baper! Merry Riana Kasih Nasihat Jomblo Saat #InMyFeelingsChallenge)
Setelah diteliti, bunion juga bisa disebabkan karena adanya tekanan yang tidak semestinya ketika seseorang menggunakan sepatu terlalu sempit.
Perlu diketahui, bunion lebih banyak terjadi pada perempuan.
Penelitian menemukan bahwa kondisi ini terjadi sekitar sepuluh kali lebih sering pada perempuan dibanding pada pria.
Dari penelitian tersebut, diperkirakan bahwa penggunaan sepatu menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Sepatu sempit dan berhak tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya bunion.
(Baca juga: Pria Ini Hanya Habiskan Rp290 Juta untuk Tur 13 Negara! Begini Caranya)
Faktor lainnya penyebab bunion adalah penyakit radang sendi, seperti rematik.
Rematik dapat menyebabkan tulang rusak dan mengalami kelainan bentuk.
Tidak semua orang yang terkena bunion mengalami gejala-gejala tertentu.
Akan tetapi, gejala yang paling sering dikeluhkan adalah perasaan nyeri pada kaki ketika ada tekanan saat berjalan.
Menurut Widyastuti, nyeri tersebut digambarkan seperti nyeri yang terjadi karena encok.
(Baca juga: Simak Ramalan Cinta Terbaru, Aries Jangan Habiskan Uang untuk Hal Ini)
Encok dan bunion hampir serupa, karena sama-sama menyebabkan pelebaran jempol kaki.
Akan tetapi pada encok, ketika pembengkakan mereda, jempol kaki akan kembali ke ukuran semula.
Sedangkan pada bunion, meskipun pembengkakan sudah mereda, jempol kaki sudah mengalami kelainan bentuk.
(Baca juga: Obor Asian Games Mendarat di Sulsel, Yuk Kenalan dengan Pantai Tanjung Bira)
Hal ini dikarenakan pelebaran tulang pada jempol kaki.
Selain itu, pelebaran sendi juga menjadi salah satu gejala bunion.
“Pelebaran sendi tidak hanya menyebabkan kelainan bentuk pada jempol kaki menjadi lebih besar, tetapi seluruh kaki pun mengalami kelainan bentuk,” kata Widyastuti.(*)
(Eveline)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR