NOVA.id - Punya rumah bagus adalah impian tiap orang.
Namun rumah juga harus memenuhi fungsi sebagai pelindung.
Khususnya bagi negara beriklim tropis, curah hujan yang tinggi merupakan ancaman.
Tak hanya bagi kesehatan, tapi juga kekuatan rumah.
(Baca juga: Tertarik Cicipi Kepala Ikan Jumbo Manyung? Ini Dia Lokasinya!)
Sebetulnya, menurut Ir. Edi Permana dari PT Arkorior, Jakarta, mempersiapkan rumah menghadapi musim hujan sudah harus dimulai sejak membentuk konsep rumah.
"Kalau menjelang musim hujan atau pas musim hujan baru ribut-ribut, sebenarnya agak terlambat," ungkapnya.
Ia memberi contoh, jika ingin rumah dengan gaya Mediteran.
"Mungkin mungkin bagus diterapkan di negara dua musim seperti Eropa. Untuk di negara tropis harus dilakukan beberapa penyesuaian. Kemungkinan-kemungkinan rembesan dan tampias air hujan, harus sudah diantisipasi sejak awal. Dengan begitu, kita bisa meminimalkan risiko," kata Edi.
(Baca juga: Luka Parah Usai Jatuh dari Kap Mobil, Temannya Malah Bawa ke McDonald's Hingga Tewas)
Nah, salah satu komponen utama dalam melindungi rumah kita dari hujan adalah atap.
Oleh karena itu, ini dia beberapa tips mudah dalam melakukan perawatan dan pengecekan terhadap atap rumah kita
1. Ibarat pepatah sedia payung sebelum hujan, persiapkan atap alias "payung" rumah kita sebelum musim hujan tiba.
Sering-seringlah menengok ke atas atap, apakah ada genteng yang sudah perlu diganti atau merosot.
(Baca juga: Sukses Diet, Before-After 5 Perempuan Ini Seperti Orang yang Berbeda!
2. Untuk atap dari beton, asbes, atau sirap, cermati kemungkinan adanya retak rambut.
Jika ada, beri kawat kasa dan waterproof.
Utuk retak besar, harus dibobok dan diplester kembali.
(Baca juga: Jauh Sebelum Menikah, Meghan Markle Berfantasi Jadi Putri dan Menulis Blog tentang Kate Middleton)
3. Idealnya, pemeriksaan dilakukan minimal 2 - 3 bulan sekali.
Sebab, retak rambut amat kecil dan tidak langsung menimbulkan kebocoran.
Baru setelah3-4 kali hujan besar, atap bocor dan air yang merembes bisa membuat atap lapuk.
4. Daerah kerpusan (bubungan) atap juga butuh perhatian ekstra lantaran plester semen pada bagian tersebut kerap bocor.
Prinsipnya, semakin dini diperbaiki, semakin murah biayanya.
Plafon yang dibiarkan lembab gara-gara rembesan air, lama-lama bisa ambruk.
Risikonya, biaya perbaikan lebih mahal.
(Baca juga: Punya Pakaian Bahan Velvet? Wajib Tahu 3 Trik Merawatnya Ini)
5. Sedapat mungkin gunakan alumunium foil (1- 2 mili) sebagai pelapis antara plafon dan genteng.
Selain mengurangi penyerapan panas, juga untuk menghindari tampias.
Misalnya, jika ada ketidaksempurnaan dalam pemasangan genteng, alumunium berfungsi sebagai tameng bagi atap sehingga air akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam rumah.
(Baca juga: Menyentuh Hati, Anjing Ini Selamatkan Gadis Kecil yang Tergulung Ombak
6. Cermati segi elevasi (sudut kemiringan) materi genteng guna membentuk ketahanan terhadap hujan.
Misalnya, genteng keramik membutuhkan elevasi lebih dari 30 derajat, sedangkan asbes butuh lebih dari 15 derajat.
Jika tak diindahkan, air hujan tetap bisa masuk lewat genteng.
Untuk mengatasinya, gunakan overstek (lidah atap) sepanjang 1,2 meter untuk melindungi lantai teras dan dinding dari tampias hujan angin.
(Baca juga: Unik, Mi Warna Warni Berbahan Bayam Sehat Ini Ternyata Mudah Dibuat
7. Khusus untuk atap asbes, pemasangan baut atau paku pada asbes harus diperhatikan.
Asbes tidak bisa direkatkan dengan paku biasa, karena jika dipalu mudah pecah.
Asbes harus dibor dulu, dipasang paku yang dilapisi karet, lalu dipelingkut di area pakunya.
8. Untuk daerah tropis, materi yang paling pas adalah genteng keramik yang lebih liat menghadapi perubahan cuaca dan suhu.(*)
(Kontributor nova.id)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR