NOVA.id - Menjadi perempuan merdeka di Indonesia, sekarang sudah jauh lebih mudah.
Akses pendidikan? Gampang, akses pekerjaan? Tampaknya, sudah sama saja.
Terbukti, kok, ada banyak perempuan yang sudah berhasil menduduki jabatan penting.
Jadi CEO perusahaan multinasional atau jadi menteri, bahkan jadi presiden.
Prestasi? Enggak kalah!
(Baca juga: Bak Istana, Intip Hotel Menginap Nia Ramadhani di Jeddah Yuk!)
“Saya lihat, perempuan di Indonesia sudah lebih merdeka jika dibandingkan beberapa dekade sebelumnya. Mungkin ini terjadi karena semakin lancarnya arus informasi dan terbukanya ruang diskusi untuk membahas hak dan kesejahteraan perempuan,” kata Anindita Citra, M. Psi, Psi., psikolog di lightHOUSE Clinic, Jakarta Selatan.
Lho, kalau sudah begitu, lantas apa yang membuat sebagian sahabat kita ini merasa belum merdeka?
Atau jangan-jangan di dalam hati, kita pun masih sering mengeluh merasa belum merdeka?
“Kalau seorang perempuan bisa menjadi dirinya sendiri tanpa merasa takut di-judge oleh lingkungan atau orang lain, artinya dia sudah merdeka. Ia bisa melakukan hal yang sesuai dengan minat dan kepribadiannya, dengan kemampuan dan usahanya sendiri,” bilang Citra, sapaan akrabnya.
(Baca juga: Mengalami Luka Tembak, Perempuan Ini Dapat Wajah Baru, Seperti Apa?)
Menurut Citra, merdeka, tentu bukan semata-mata berarti “bebas berbuat seenaknya”.
Bukan pula berarti tidak boleh meminta bantuan atau dibantu orang lain sama sekali.
Yang sering salah kaprah, merdeka bukan pula diukur sebatas materi atau finansial.
Siapa bilang, perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga tidak bisa merdeka?
“Perempuan merdeka tidak harus selalu dikaitkan dengan materi, misalnya bisa mencari uang sendiri. Apabila dia dengan sadar mempertimbangkan dan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, misalnya, serta tidak memusingkan pendapat orang lain, maka dia sudah sangat merdeka,” timpal Citra.
(Baca juga: Biasa Makeup Natural, Titi Kamal Dibikin Menor Tasya Farasya, Cocok?)
Sehingga merdeka, perlu kita artikan sebagai orang yang tidak sekadar mengharapkan belas kasih orang lain atau pasrah dengan keadaan.
Orang yang merdeka adalah yang tidak selalu bergantung pada orang lain dan bisa mengatasi kekhawatirannya atas segala hal.
Orang yang merdeka berani berkata tidak, berani bertanggung jawab, berani punya cita-cita, serta berani menentukan pilihan dan tidak merasa tertekan atas pilihan yang diambil.
Singkatnya, perempuan merdeka adalah yang bebas lahir batin, dan bahagia karenanya!
(Baca juga: Peringati Detik Proklamasi, Kahiyang Ayu Berkebaya Curi Pehatian!)
Contoh, sebagai perempuan, kalau sudah memutuskan untuk menjadi ibu bekerja, kita
harus sadar untuk membagi waktu antara urusan kantor dan rumah tangga, sesuai porsinya.
Kalau sudah memilih menjadi ibu rumah tangga, jangan lagi merasa tertekan dan memusingkan omongan orang.
Karena jadi ibu rumah tangga, seperti yang kita tahu, hampir tak ada istirahatnya.
“Perempuan yang sudah merasa merdeka tidak akan sering mengeluh dan akan lebih menikmati hidupnya. Secara umum, dia akan merasa lebih tenang, puas, dan bahagia,” sebut Citra.
(Baca juga: Bikin Gemas! El Barack Nyanyikan Indonesia Raya Dipandu Jessica Iskandar)
Sementara mereka yang merasa belum merdeka, cenderung merasa terbebani, terpaksa, atau merasa dimanfaatkan.
Ketika ada kesulitan atau hambatan, mereka yang merasa belum merdeka, diakui Citra, cenderung lebih mudah menyalahkan keadaan atau orang lain, serta cepat menyerah dan
putus asa.
Nah, kita sendiri, mestinya tidak termasuk dalam golongan itu, kan?(*)
(Jeanett Verica)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR