NOVA.id - Diet atau pengaturan makan secara sehat dan seimbang seringkali disalahartikan menjadi kelaparan dan siksaan untuk memangkas kalori dari makanan habis-habisan.
Melansir dari Brightside.com, diet 5:2 merupakan salah satu pola yang dianggap aman.
Mengapa aman? Sebab, diet tersebut tidak terkait dengan adanya risiko kesehatan yang mengancam.
(Baca juga: Menyentuh, Ditemani Ayah Ibunya, Joni 'Pemanjat Tiang Bendera' Duduk di Kursi Menpora)
Diet 5:2 secara tidak langsung mengimplikasikan adanya puasa intermiten atau secara berkala.
Cara kerja dari diet ini adalah kita menggunakan waktu selama 5 hari dalam seminggu untuk mengonsumsi asupan kalori dengan jumlah yang dibutuhkan.
Namun selama 2 hari sisanya, kita harus mengurangi sebanyak 500 kalori.
(Baca juga: Sabet Emas, Kemenpora Janjikan Atlet Asian Games 2018 Jadi PNS Hingga Uang Miliaran?)
Melalui cara tersebut, tubuh tidak mudah mengalami serangan stres karena kelaparan mendadak.
Energi yang masuk akan diterima dan diulur selama 2 hari ini dapat mempercepat metabolisme.
Metabolisme yang cepat akan menunjang pelepasan berat badan yang signifikan.
(Baca juga: Wishnutama Banjir Pujian Pembukaan Asian Games 2018, Intip Cantiknya Sang Istri Gista Putri!)
Beberapa keunggulan diet 5:2 ini termasuk:
1. Tidak membatasi menu secara ketat yang terpenting adalah kesesuaian dengan kebutuhan kalori.
2. Tidak kelaparan.
(Baca juga: Jadi Ikon Awet Muda, Wajah Yuni Shara Tak Berubah Sejak 16 Tahun Lalu?)
3. Tidak berisiko mengembangkan stres psikologis.
4. Puasa intermiten yang bisa menurunkan gula darah, tekanan darah dan menormalkan kolesterol.
5. Menurunkan berat badan secara efektif.
(Baca juga: Sstt.. 3 Bahan Dapur Ini Kunci Wajah Cerah Bercahaya, Simak Resepnya!)
Jangan lupa untuk mengonsumsi banyak air agar tidak dehidrasi saat melakukan diet 5:2.
Setelah lolos dengan diet 5:2, kita bisa menambahkan waktu puasa intermiten lebih panjang 4:3.
Sahabat NOVA, yuk mulai gaya hidup sehat dengan diet mudah ini! (*)
Source | : | Brightside.com |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR