Hal ini terjadi karena pengolahan unsur bahasa, seperti pengenalan huruf, merangkai huruf, bunyi huruf, dan mengeja, gagal dilakukan oleh otaknya.
Akibatnya, ia lalu tak mampu mengenali tulisan menjadi bentuk pemahaman dalam memorinya.
Akhirnya, ia mengalami kesulitan membaca dan menulis.
Kegagalan pemrosesan unsur bahasa ini disebabkan adanya kerusakan di dalam syaraf yang ada di dalam otaknya.
Baca Juga : Jadi Pendakwah Kondang, Tak Disangka Begini Kelakuan Ustadz Yusuf Mansur di Rumah!
Kerusakan ini bersifat bawaan, yang didapat anak sejak ia dilahirkan.
Dengan kata lain, telah terjadi kerusakan di otak sejak perkembangan otak mulai terbentuk, atau sejak ia masih berada dalam kandungan.
Beberapa tim peneliti dari Universitas Marburg, Wurzburg, Bonn (Jerman) dan institut dari Stockholm (Swedia) menemukan, disleksia disebabkan oleh adanya gen (DCDC2) yang memengaruhi migrasi sel saraf pada otak yang sedang berkembang.
Pendekatan lain berasumsi, kerusakan atau kegagalan pembentukan komposisi otak secara sempurna ini juga bisa dipengaruhi oleh kecukupan gizi semasa ibu mengandung.
Baca Juga : Dikabarkan akan Dinikahi Ahok, Ternyata Begini Sifat Asli Bripda Puput di Rumah!
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR