NOVA.id - Penuh dengan tekanan dan Sahabat NOVA ingin melakukan me-time?
Namun, saat akan melakukan hal tersebut, ternyata sang suami justru marah-marah.
Nah, agar suami tidak merasa diabaikan saat kita sedang me-time, apalagi cemburu dengan kesibukan baru kita, ada beberapa hal yang bisa Sahabat NOVA lakukan.
Simak penjelasan dari beberapa pakarnya berikut ini!
Baca Juga : Kini Hidup Sederhana Usai Nikahi Polisi, Kegiatan Sehari-hari Pedangdut Kondang Ini Jadi Sorotan Netizen!
1. Sampaikan bahwa me-time itu demi kepentingan bersama
Shawn McKibben, konsultan pengembangan diri dan pendiri Simplefellow.com, menyarankan untuk menekankan pada kepentingan hubungan jika me-time ini dijalankan oleh kita maupun suami.
“Katakan, misalnya: waktu untuk sendiri itu sangat penting buat saya. Saya ingin menjadi
istri yang terbaik buat kamu, dan saya ingin mempunyai waktu sendiri supaya bisa menjadi
istri seperti itu,” kata McKibben.
Penyampaian seperti ini lebih dapat diterima secara positif, karena tidak membuat suami merasa diserang.
Selain itu, menekankan bagaimana hubungan kita berdua akan semakin menguat karena kita dan suami merasa bahagia dengan adanya me-time untuk masing-masing.
Baca Juga : Azka Dihina Keterbelakangan Mental, Deddy Corbuzier Berniat Ciduk Penghina
2.Dengarkan dan penuhi kebutuhan suami
Mencari waktu untuk sendiri itu tidak berarti kita harus memutus komunikasi dengan suami, atau menyepi ke rumah orangtua selama dua minggu tanpa berkomunikasi.
Jika itu yang kita lakukan, jelas suami akan merasa terganggu atau menganggap kita berusaha menjauh dari relasi berpasangan.
Me-time juga jangan digunakan sebagai cara untuk melarikan diri dari konflik, karena hal itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Sebaliknya, pastikan kebutuhan suami dan anak sudah terpenuhi sebelum kita menghabiskan waktu untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri.
Jika kita berdua sama-sama memahami kebutuhan tersebut, tidak ada lagi hal-hal yang menimbulkan kesalahpahaman, demikian menurut McKibben.
Baca Juga : Tak Hanya Bella Saphira, 4 Artis Tinggalkan Glamornya Dunia Hiburan Usai Nikahi Perwira
3. Bersedia untuk kompromi
Sebagian orang meminta waktu untuk me-time dengan tenang, sementara yang lain khawatir bahwa hal itu merefleksikan sesuatu yang salah dalam hubungan.
Karena itu, bersedialah untuk berkompromi sejak awal mengenai berapa lama waktu yang kita butuhkan.
“Jika kita dan pasangan memiliki kebutuhan yang berbeda mengenai me-time, terbukalah untuk kompromi dan memahami cara pandang pasangan,” ujar Ané Auret, dating and relationship coach.
Walaupun suami sudah setuju kita akan bepergian seharian bersama teman-teman, pahamilah jika suami mungkin akan kerepotan mengurus anak sendiri untuk kali pertama.
Kalau kita bisa pulang lebih cepat untuk membantunya tentu tanpa terpaksa hal ini akan menunjukkan bahwa kita peduli pada kebutuhannya.
Baca Juga : Video Jedar Richo Kyle dan El Barack Tuai Reaksi dari Netizen, Seperti Apa?
4. Selaraskan dengan me-time suami
Sahabat NOVA ingin punya me-time? Tentu suami juga boleh memilikinya.
Biasanya para pria senang main game, nonton film, olahraga, atau ngoprek mobil.
Jika ia mulai tampak stres dengan pekerjaannya, dorong agar ia pun meluangkan waktu untuk menenangkan diri dengan melakukan kesukaannya.
Apabila me-time ini sudah dilakukannya secara rutin, lakukan secara bergantian dengan me-time kita.
Namun, tak perlu berpikir hanya karena suami olahraga tiga kali seminggu maka kita juga bisa keluar bersama teman-teman tiga kali seminggu.
Sesekali bolos latihan yoga ketika suami sedang butuh ngobrol atau ditemani tentu tidak jadi masalah.
Buatlah pembagian me-time ini adil, tetapi tetap fleksibel.
Baca Juga : Rudy Wowor Meninggal karena Kanker Prostat, Hati-Hati Bila Suami Cepat Lelah dan Alami Tanda Ini
5. Luangkan waktu berdua untuk pengganti
Menuntut me-time memang sesuatu yang sulit karena ada kemungkinan pasangan merasa keluarga tidak penting lagi untuk kita, atau setidaknya kurang berharga.
Karena itu, “amankan” permintaan me-time kita dengan menjanjikan kencan berdua saja
dengannya.
“Ketika kita meminta ruang untuk sendiri, pastikan untuk mengikutinya dengan harapan untuk menghabiskan waktu berdua di lain waktu. Misalnya, katakan: saya jadi pergi bersama teman-teman sore ini. Jumat nanti kita jadi nonton bareng, kan? Itu menunjukkan bahwa membuat pasangan masih menjadi prioritas, sekaligus mengupayakan kebutuhan Anda sendiri,” papar Samantha Burns, Licensed Counselor and Dating Coach.
Dengan demikian, suami masih merasa diinginkan dan dihargai.(*)
(Melissa Tuanakotta)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR