NOVA.id - Penampilan istri Donald Trump, Melania Trump kerap menyita perhatian publik.
Sebelumnya, ia sempat menggegerkan karena jaket yang ia kenakan saat mengunjungi anak-anak imigran pada Juni lalu di perbatasan Texas.
Kini, ia kembali menuai kontroversi ketika berada di Afrika.
Baca Juga : Lisa Blackpink Menari di Grand Opening X Academy, Lebih Bagus Saat Latihan atau Video Resminya?
Orang-orang mengkritik dan menganggapnya berpakaian sedemikian rupa untuk menyampaikan pesan tersembunyi.
Melania Trump terlihat mengenakan helm empulur putih dalam perjalanannya ke Afrika.
Baca Juga : Gunakan Royal Air Force, Ratu Elizabeth II Sumbang Rp 59,7 M untuk Korban Gempa Palu!
Helm empulur tersebut dianggap sebagai simbol yang kasar, yaitu kolonialisme atau penjajahan.
Gayanya itu kerap dikenakan wisatwan Eropa yang berkunjung ke area Afrika atau Asia Tenggara pada akhir abad ke-19.
Anggota militer dari Inggris, Prancis, Spanyol, dan Itali pun kerap memakainya saat masa-masa kolonial.
Sementara itu, bagaimana tanggapan Melania Trump atas kritikan yang ia terima?
Baca Juga : Makeup Natural dan Busana Santun, Istri Erick Thohir Konglomerat Pemilik Inter Milan Ini Memesona!
Saat berbicara dengan reporter di dekat Sfinks Agung Giza, Melania mengungkapkan bahwa seharusnya dunia lebih fokus pada kunjungannya.
"Anda tahu apa? Kami baru saja menyelesaikan perjalanan yang menakjubkan. Kami pergi ke Ghana, kami pergi ke Malawi, kami pergi ke Kenya, di sini kami ada di Mesir. Saya ingin membicarakan tentang kunjungan saya, bukan apa yang saya pakai," ujarnya.
"Itu sangat penting, apa yang kami lakukan, apa yang kami lakukan dengan bantuan AS, dan apa yang saya lakukan dengan inisiatif saya sedniri, dan saya harap orang-orang akan fokus pada apa yang saya lakukan, bukan yang saya kenakan," tambah Melania Trump.
Bagaimana menurut Sahabat NOVA? (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | independent.co.uk |
Penulis | : | Juwita Imaningtyas |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR