Karena proses komunikasi yang dilakukan tidak langsung, tapi menggunakan media perantara seperti aplikasi pesan singkat, telepon, video call.
Namun, “…tidak bisa serta merta dikatakan bahwa ‘suami weekend’ akan rentan konflik atau sebaliknya makin mesra. Akan sangat bergantung pada tingkat kesehatan relasi pasutri tersebut,” ujar Pinkan Margaretha Indira, M.Psi Psikolog dari Universitas Kristen Krida Wacana dan Psikolog Wellness Indonesia.
Nah, sehat atau tidaknya relasi pasutri, salah satunya terlihat dari lancar atau tidaknya kita menjalin komunikasi dengan pasangan.
Karena, kita masing-masing di saat-saat tertentu pasti akan berbeda keperluan dan keinginan.
Baca Juga : Gelar Hanum Rais Terancam Dicabut, Ini 4 Fakta Kasusnya Terkait Ratna Sarumpaet!
Terus harus gimana, dong?
“Ya, solusinya masing-masing belajar mengungkapkan perasaan dan harapannya terkait dengan pemanfaatan waktu bersama di akhir pekan. Waktu bersama yang relatif singkat dibandingkan waktu berpisah, perlu diperlakukan sebagai waktu berkualitas yang berharga, sehingga penggunaannya juga direncanakan dengan baik,” kata Pinkan.
Saran Pinkan, perencanaan yang baik bisa dimulai dari kontribusi ide suami dan istri, bahkan bisa juga melibatkan anak-anak, tentang bagaimana waktu langka itu akan digunakan.
Semua keputusan pun harus didasari oleh kebutuhan dan keinginan dari suami dan istri, yang kemudian dinegosiasikan jalan tengah, atau biasa disebut win-win solution.
Baca Juga : Resmi Menikah, Maia Estianty Unggah Foto Lengkap dan Sempurna dengan Irwan Mussry
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR