NOVA.id – Dalam aktivitas sehari-sehari, mungkin kita seseakali terluka baik disengaja maupun tak disengaja.
Ada beberapa penyebab luka yang memiliki penanganan berbeda-beda.
Sayangnya, ada beberapa mitos yang masih sering kita lakukan, padahal justru bisa membahayakan kita.
Baca Juga : Disuruh Bedakan Kang Daniel dan Kang Pisang, Warganet Jawab Begini
Apa saja?
Sering terjadi, luka bakar diolesi odol atau mentega.
Odol dan mentega tidak memberi manfaat, malah bisa buruk akibatnya.
Luka bakar ringan (hanya kemerahan kulit tanpa lepuh) cukup diolesi salep livertran (bisa dibeli bebas di apotik), dan tak perlu ditutup.
Luka bakar lepuh bergelembung, biarkan pecah sendiri.
Baca Juga : Kandas dengan Nabila Syakieb, Putra Yusril Ihza Mahendra Kini Harmonis Bersama Istri Cantiknya
Setelah pecah, lindungi dari paparan air mandi, sebab kulit di dalam masih kulit muda yang mudah ditembus kuman.
Perawatan dengan antisepsis tetap perlu selain menambah salep livertran.
Sekarang ada salep jenis lain untuk membantu menumbuhkan jaringan kulit baru.
Luka lepuh bergelembung yang luas butuh perawatan rumah sakit.
Demikian pula luka bakar berat yang mengelupasi kulit sampai dalam, dan bikin kulit gosong, juga tak dapat dirawat sendiri di rumah.
Baca Juga : Selamat dari Likuifaksi, Anak Ini Saksikan Orang Tuanya Masuk ke Dalam Tanah
Jika luka sampai dijahit, jangan lupa untuk membuka jahitannya.
Biasanya jahitan dibuka seminggu kemudian, atau lebih dini jika terjadi infeksi.
Selain bengkak dan nyeri, mungkin ada jahitan yang mengelupas dan lepas.
Baca Juga : Tak Hadir dalam Mediasi Perceraiannya, Angel Lelga Tuliskan Pesan Ini
Jika ini terjadi, perlu dirapikan ulang.
Jika tidak dikoreksi, luka akan menyisakan bekas yang jelek.
Jahitan luka memang tidak selalu harus dibuka jika memakai cara klem atau jahitan langsung dengan benang usus.
Selama memakai benang sutera, jahitan perlu dibuka.
Jika tidak dibuka, benang merupakan benda asing sumber infeksi.
Bisa jadi, penyembuhan luka tidak berlangsung sempurna dan benangnya akan menyatu terikat oleh jaringan kulit baru.
Baca Juga : Rayakan Hari Pahlawan, Drama Kolosal Surabaya Membara Memakan 3 Korban Jiwa
Seringkali, luka yang sudah mengering dan terasa gatal kita gaurk.
Bila bekas luka terkelupas secara tak sengaja (tersenggol) biasanya akan mengeluarkan darah, tanda kulitnya masih rapuh.
Dalam keadaan demikian, bubuhi antibiotika untuk melindungi kulit muda agar tak terinfeksi dan terjadi borok baru.
Baca Juga : Yuk, Terapkan Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Penyakit Degeneratif!
Banyak ragam penyakit kulit yang kelihatannya serupa, namun kenyataannya tidak sama.
Eksim misalnya yang kerap disangka jamur.
Penyakit kulit itu spesifik obatnya, jika obat tidak tepat, kelainan kulitnya pun jadi kacau dan kompleks.
Baca Juga : Mulai Dian Sastro Hingga Maia Estanty, 6 Artis Perempuan Ini Tenyata Keturunan Pahlawan
Banyak salep kulit dijual, bukan berarti serbaguna buat penyakit atau kelainan kulit apa saja.
Penyakit kulit yang tidak dirawat secara benar seringkali berkembang menjadi infeksi kulit.
Dalam keadaan demikian, salep tidak menolong.
Kompres dibasahi berkala setiap beberapa jam setiap kali kompres mengering.
Tujuan kompres adalah menyedot getah yang membasahi.
Baca Juga : Jangan Takut Mulai Makeup! Yuk Ikuti Tips Makeup untuk Pemula Ini
Setelah mengering, baru diberi obat eksim.
Eksim sering sudah tercemar infeksi akibat digaruk, atau bisa juga tercemar jamur.
Eksim terinfeksi kuman dan jamur tak sembuh hanya dengan obat eksim, namun perlu ditambah antibiotika dan anti-jamur. (*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR