Duh, Gangguan Ginjal Bisa Dialami oleh Anak-Anak! Ini Gejalanya

By Hayun Rizkiawati, Jumat, 16 November 2018 | 08:30 WIB
Ilustrasi ginjal (istockphoto)

 

 

NOVA.id— Gangguan ginjal sangat berbahaya karena berkaitan erat dengan kinerja organ-organ vitalnya.

Gangguan ginjal ini ditemukan pada anak-anak yang terbagi menjadi dua yaitu bawaan sejak lahir dan didapat setelah lahir.

Berikut ini pemaparan mengenai gejala gangguan ginjal pada anak yang dijelaskan oleh dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) selaku Dokter Spesialis Anak.

Baca Juga : Unggah Foto dengan Irwan, Caption Daniel Mananta Bikin Gagal Fokus!

Gejalanya sangat bervariasi, yang terlihat dan berhubungan langsung dengan saluran kemih adalah Edema (bengkak).

Kenapa terjadi bengkak? Karena, urine atau air seni tidak dikeluarkan dengan baik.

"Artinya, ada retensi dalam tubuh atau cairan sehingga tubuh mengalami pembengkakan dan pembengkakan itu umumnya simetris," tuturnya.

Kalau melihat pembengkakan yang tidak simetris, mungkin anak-anak mengalami luka tetapi kalau simetris seluruh tubuh seperti muka bengkak, mata bengkak, kaki bengkak, dan lututnya membesar.

Baca Juga : Podomoro Park Bandung, Kenyamanan Hunian dalam Kemewahan Resort

"Maka, itu adalah salah satu gejala dari penumpukkan cairan akibat tidak bekerja dengan baik ginjalnya," lanjutnya.

Kemudian hematuria, artinya darah dalam urin.

Sering kali ini tidak bisa terlihat oleh mata, hanya ketika urine dilihat di laboratorium, maka ada banyak sel-sel darah merah tetapi tidak kasat mata.

Harus diingat adalah ketika sudah tahu bahwa pernah ada urinnya yang mengalami perubahan warna, pemeriksaan urine di laboratorium sangat penting.

Baca Juga : Muzdalifah Pacari Brondong Ganteng, Nassar Mengaku Menunggu!

Kemudian leukosituria, ini adalah sel darah putih pada urine.

Ini biasanya menunjukkan infeksi,

Kemudian Proteinuria, ini peningkatan pengeluaran protein melalui urine.

Kebocoran protein melalui urine, jadi urine itu harus keluar dalam komposisi yang sesuai.

Lalu Oliguria, artinya penurunan produksi urine. Kemudian, Hipertensi. Harus diberikan obat dan diusahakan untuk mencapai nilai normal.

Baca Juga : Rasakan Gempa Bali Tengah Malam Tadi, Tamara Bleszynski Tuliskan Pesan Pengingat yang Menyentuh

Dokter Eka kembali mengingatkan bahwa untuk hipertensi ini tidak menghentikan obat sendiri, tidak menyesuaikan dosis obat sendiri, atau bahkan hanya minum obat ketika hipertensi.

Berikutnya terjadinya gangguan pertumbuhan, pucat (Anemia) dan kelainan tulang, terjadi sesak karena penumpukkan cairan yang kemudian juga menumpuk diparu-paru lalu demam berulang umunya ini terjadi karena infeksi, jadi pada infeksi saluran kemih.

Gejala-gejala tersebut bisa dikenali mulai sekarang pada anak-anak supaya gangguan ginjal ini tidak semakin memburuk.(*)