NOVA.id - Polemik pelarangan penayangan iklan Shopee BLACKPINK di 11 stasiun televisi di Indonesia yang dilayangkan KPI masih jadi pembicaraan publik.
Setelah surat teguran itu dilayangkan Selasa (11/12), hari ini, Rabu (12/12) giliran Shopee angkat bicara.
“Kami ingin menegaskan bahwa Shopee selalu mengedepankan masukan dari pengguna setia kami untuk kemajuan perusahaan dan kenyamanan masyarakat secara umum utamanya untuk berbelanja secara online,” ujar Country Brand Manager Shopee Indonesia, Rezki Yanuar, mengutip Kompas.com.
Baca Juga : Tak Hadir, Gading Marten Kirim Surat ke Sidang Cerainya! Apa Isinya?
Kita tahu, pelarangan iklan ini memiliki kaitan dengan petisi "Hentikan Iklan BLACKPINK" yang dibuat Maimon Herawati, salah seorang akademisi di Universitas Padjajaran.
Dalam petisinya, Maimon menuntut KPI melarang tayangan iklan Shopee lantaran dinilai seronok dan tidak cocok ditayangkan di televisi Indonesia, terlebih bakal berbahaya bila ditonton anak-anak.
Padahal, rekan Maimon sesama akademisi di UNPAD, yakni pengajar Kajian Budaya Populer di Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, Justito Adiprasetio justru mengungkap cara lain yang bisa dilakukan para orangtua untuk melindungi anak-anak mereka dari hal-hal yang dirasa membahayakan.
Apa katanya?
Baca Juga : Gisel Blak-blakan Akui Menangis Sebelum Hadiri Sidang Cerai! Belum Siap?
“Kita hari ini masih melihat anak-anak 3-6 tahun dibawa orangtuanya nonton film superhero yang sarat kekerasan, misalnya. Padahal sudah ada kategori usia di situ,” kritik Tito, sapaan akrabnya.
Tito bilang, sebagai orangtua, kita justru harus menyaring tontonan apa saja yang perlu dan bisa ditonton oleh anak-anak, bukan malah melarang penayangan tersebut.
Tito malahan berpendapat, tidak semua tayangan televisi harus ramah anak.
Lho, kok bisa begitu?
Baca Juga : Luar Biasa, Nenek Berusia 102 Tahun Terjun dari Sebuah Pesawat pada Ketinggian 4.000 Meter untuk Acara Amal!
“Masa film dengan kekerasan dan kategori dewasa ndak bisa ditayangkan di televisi? Harusnya tetap bisa. Hanya saja perlu ada kategorisasi tayangan di situ, Remaja, 17+, dan lainnya. Anak-anak dalam keluarga, ya, harus dibimbing untuk menghindari menonton itu, juga dibimbing menonton tayangan bila kategorinya 'Bimbingan Orang Tua',” katanya.
Lanjut Tito, “Perlindungan dari keluarga itu penting sekali. Tidak hanya penyiaran tentu saja, tayangan apapun di manapun.”
Nah, selaras dengan hal tersebut, aktivis hak-hak perempuan, Tunggal Pawestri juga menyarankan hal serupa.
Baca Juga : Ibu Wajib Tahu, Rupanya Ini Alasan Anak Sering Bantah Orangtua!
Menurut perempuan yang aktif di Twitter ini, satu-satunya cara untuk melindungi anak-anak dari tontonan yang belum layak mereka tonton, ya, jelas dengan mendampingi mereka.
“Penguasa TV di rumah itu bukan anak, melainkan kita. Jika ada tontonan yang berbau kekerasan, mistis, atau adegan seks, ya jangan ditonton,” ungkap Tunggal.
Baca Juga : Tak Hanya Ussy Sulistiawaty, 5 Artis Ini Juga Pernah Laporkan Haters demi Anaknya!
“Tapi di Indonesia begini, anak-anak juga diajak masuk ke bioskop meski filmnya 17 tahun ke atas juga masih banyak, kok.
Jadi orangtua jangan malas. Dan, kalau melihat ada perempuan pakai rok pendek atau celana pendek, kalau anaknya tanya kenapa mereka pakai baju tidak seperti yang sering mereka pakai, ya jelaskan saja bahwa inilah yang namanya keberagaman, dan mulai tanamkan sikap saling menghargai yang lain.” tukas Tunggal Pawestri.
Nah, Sahabat NOVA, kira-kira sudahkah kita mendampingi anak-anak kita dalam memilih tayangan atau tontonan? (*)